Untuk memulai pembahasan JavaScript versus PHP ini, sangat penting untuk mengidentifikasi bahasa pemrograman JavaScript sebagai bahasa yang digunakan untuk mengelola frontend, sedangkan PHP merupakan bahasa untuk pengelolaan backend.
Tidak adil rasanya jika harus membandingkan kedua bahasa dari kubu yang jelas berbeda – satu bahasa untuk pengembangan backend sedangkan bahasa yang lain untuk pengembangan frontend. Namun, setelah perilisan Node.js, JavaScript memiliki kemampuan untuk melayani tujuan sisi klien dan sisi server. Oleh karena itu, perbandingan kedua bahasa pemrograman ini pun sangat mungkin untuk dilakukan dan pengguna diharapkan dapat menjadikan perbandingan JavaScript versus PHP ini sebagai rujukan untuk mempertimbangkan bahasa mana yang akan dipelajari.
Daftar Isi
PHP: Hypertext Preprocessor
Di bagian ini, diskusi JavaScript versus PHP akan memperkenalkan terlebih dahulu bahasa PHP yang dikenal sebagai penguasa pengembangan sisi server. Bahasa pemrograman PHP dan JavaScript merupakan bahasa skrip, maksudnya kedua bahasa ini menyediakan skrip yang berisi instruksi untuk ditafsirkan pada saat runtime. Misalnya, PHP adalah bahasa pengembangan backend, artinya skripnya akan ditafsirkan di bagian sisi server. Sedangkan skrip JavaScript dapat diinterpretasikan ke dalam browser maupun di sisi server.
Penawaran Terakhir yang Aktif Saat Ini:
SAVE 50%
DataCamp End of Year Sale
Unlock a year of unlimited data and AI learning at half the price! This is your final call to save big on expertise for 2025. Act fast and secure your 50% discount with DataCamp's End of Year Sale – the clock is ticking!
Apa kegunaan bahasa PHP? Pengembangan web dengan menggunakan PHP mencakup tindakan seperti mengelola cookie, mengumpulkan informasi dari halaman web, dan mengubah situs web statis menjadi dinamis. Hmm, kedengarannya sangat mirip dengan kemampuan bahasa JavaScript, kan? Yup, karena mereka berdua memang mirip.
Membuat situs web dinamis PHP merupakan salah satu kegunaan bahasa skrip ini. Pada kebanyakan kasus pembuatan situs web statis yang tidak memerlukan banyak perubahan, Anda cukup menggabungkan kode HTML dan CSS saja. Namun, dengan menggunakan PHP, Anda dapat memberikan efek dinamis tambahan untuk situs web tersebut. Selain PHP, elemen dinamis juga dapat diperoleh dengan memanfaatkan Node.js JavaScript. Oleh karena itu, wajar adanya jika kita dilanda kebingungan untuk menentukan: bahasa skrip mana yang lebih cocok?
Aspek penting lainnya dari kelebihan PHP, yakni memberikan kesempatan pada pengguna untuk membuat situs web dinamis PHP dengan sistem MySQL. PHP dapat beroperasi dengan sejumlah basis data, dan yang paling populer adalah MySQL. Bagaimana cara kerja kedua kombinasi ini? Nah, Anda bisa menggunakan PHP untuk dapat terhubung ke suatu basis data dan langsung menyajikan konten Anda di halaman HTML.
Biasanya, terdapat dua langkah yang dilakukan untuk mempelajari PHP:
- Mempelajari konsep pemrograman bahasa, sintaksis, dan fitur-fitur lainnya.
- Belajar menggunakan kerangka kerja yang akan sangat meningkatkan peluang Anda untuk membangun proyek yang sempurnna. Misalnya, kerangka kerja Laravel adalah salah satu kerangka kerja terbaik dan terpopuler untuk pengembangan situs web PHP.
JavaScript
JavaScript adalah bahasa skrip yang paling sering digunakan untuk pengembangan situs web dan berfungsi mengalihkan situs web statis menjadi dinamis. Anda dapat menambahkan kode JavaScript langsung ke dokumen HTML Anda di dalam tag <script>. Opsi lainnya adalah dengan membuat file .js terpisah dan mereferensikan file eksternal ini ke dalam dokumen HTML Anda.
Apa kelebihan JavaScript? Kemampuan pengembangan web JavaScript memungkinkan situs web melakukan berbagai tindakan seperti memperbarui bagian halaman tertentu tanpa memuat ulang seluruh situs web, menampilkan pesan pop-up, atau bahkan memasukkan animasi dengan tampilan grafik 2D atau 3D. Secara keseluruhan, fungsi utama JavaScript terletak pada pengembangan sisi klien, tetapi baru-baru ini JavaScript juga telah mampu melakukan tindakan di sisi server.
Node.js adalah lingkungan untuk menjalankan kode JavaScript di bagian server. Perangkat lunak ini merupakan pesaing utama ketika membahas JavaScript versus PHP. Setelah itu, browser akan mengunduh hasil dan menyajikannya ke dalam aplikasi web. Pengembangan web JavaScript di sisi server (Node.js) menyertakan mesin JavaScript Google 8V, loop peristiwa non-pemblokiran thread tunggal, dan API I/O tingkat rendah.
Dengan adanya fitur loop peristiwa, Node.js menyediakan pengelolaan permintaan yang lebih efisien. Misalnya, saat sistem membaca sebuah file, Node.js akan mengurusi permintaan yang lain. Setelah sistem selesai membaca file, Node.js akan mengirimkannya ke browser. Dengan kata lain, selagi menunggu satu pekerjaan selesai, Node.js akan melompat ke bagian berbeda untuk mengurusi pekerjaan lain.
Pengembangan Web: JavaScript versus PHP
Membandingkan penggunaan JavaScript versus PHP dapat didasarkan pada pengembangan web backend atau frontend. Dalam perspektif frontend, JavaScript akan dijalankan di browser tepat setelah kode HTML dan CSS dimunculkan di situs web.
Taktik ini memastikan bahwa struktur dan tampilan utama sudah siap sedia sebelum skrip JavaScript dijalankan. Selain itu, JavaScript memastikan sisi klien dapat menyajikan konten baru di dalam browser (membuat situs web dinamis dalam pengertian frontend). PHP tidak termasuk ke dalam pilihan bahasa pemrograman untuk pengembangan frontend. Oleh karena itu, satu-satunya yang Anda miliki hanyalah JavaScript.
Perbedaan terbesar antara JavaScript versus PHP diwakilkan oleh satu fakta bahwa PHP merupakan bahasa sisi server murni, sedangkan JavaScript dapat digunakan untuk pengembangan skala penuh. Tapi, alangkah baiknya untuk mengetahui beberapa perbedaan JavaScript dan PHP yang lainnya adalah:
- Salah satu keuntungan menggunakan PHP daripada JavaScript adalah kemampuannya yang dapat berkomunikasi dengan basis data seperti Oracle atau MySQL.
- JavaScript dan PHP ditafsirkan sebagai bahasa skrip, tetapi cara interpretasi kedua bahasa ini berbeda. Semua browser populer memiliki penafsir JavaScript bawaan. Di sisi lain, PHP perlu diinstal terlebih dahulu (penginstalannya sederhana) saat akan digunakan di sisi server.
- Meskipun Anda sudah berpengalaman menggunakan JavaScript untuk pengembangan frontend, bukan berarti Anda akan langsung terampil saat menggunakan Node.js. Anda harus mempelajari tentang fungsi callback, pemblokiran, dan penyiapan Node.js agar dapat memaksimalkan penggunaannya.
- Banyak pengembang menyimpulkan bahwa penggunaan PHP lebih mudah ketimbang Node.js. Salah satu buktinya adalah Node.js biasanya membutuhkan lebih banyak baris kode.
- Perbedaan lain yang ditemukan pada perbandingan JavaScript versus PHP, yakni PHP memproses pernyataan dalam satu waktu, artinya PHP menunggu sampai satu pernyataan berakhir untuk dapat memulai pernyataan yang lain. Sedangkan JavaScript melakukan kebalikannya: dapat melakukan tugas ganda (multitasking).
Membandingkan aturan sintaks dan kepopularitasan: JavaScript versus PHP
Apakah PHP lebih mudah dari JavaScript? Aspek ini bergantung pada level pemrograman yang Anda miliki serta dipengaruhi oleh beberapa argumen berikut ini:
- Anda mungkin ingin menggunakan JavaScript untuk mengembangkan frontend dan backend dengan menggunakan bahasa yang sama.
- Jika sebelumnya Anda pernah mempelajari Java, penguasaan bahasa pemrograman PHP akan terasa lebih mudah.
- Meski demikian, para ahli melabeli PHP sebagai bahasa yang lebih kompeten, maksudnya karena PHP menyediakan lebih banyak sumber daya untuk membantu Anda belajar (tersedia banyak contoh kode, masukan untuk memecahkan bug dan gangguan lainnya).
- PHP adalah bahasa yang kuat dan konsep pemrogramannya mudah dipahami oleh pemrogram pemula.
- Node.js tidak terlalu sulit untuk dipelajari oleh pemula, tetapi jelas memiliki fitur yang lebih unik yang perlu disesuaikan dengan kemampuan seorang pemula. Meski demikian, bahasa JavaScript lebih rumit dibandingkan PHP. Oleh karena itu, hal ini berdampak pada pembelajaran Node.js yang juga dirasakan akan lebih sulit.
- Kerangka kerja PHP seperti Laravel masih banyak digunakan di dalam pengembangan web meskipun Node.js telah lebih dulu tenar selama bertahun-tahun. PHP tetap berdiri kukuh menjadi bahasa utama untuk pengembangan web backend.
- Profesi pengembang PHP merupakan salah satu pekerjaan dengan gaji terendah di dunia pemrograman. Mengapa demikian? Karena saat ini sudah banyak sekali programmer PHP bertebaran di bisnis teknologi informasi. Oleh karena itu, perburuan pekerjaan mungkin akan terasa semakin sulit.
- Tersedia banyak layanan online yang dapat digunakan untuk beralih dari pengembang PHP. Jika Anda ingin merancang pembuatan blog, Anda cukup membuat akun WordPress daripada sibuk meminta bantuan dari pengembang. Namun, kemilau PHP tidak dapat dielakkan ketika Anda ingin membangun proyek asli yang tidak dapat diperbantukan dengan templat.
- Node.js tidak mampu mengelola aplikasi intensif CPU karena perangkat lunak ini berbasis peristiwa dan single-threaded.
Membandingkan kinerja Node.js dan PHP
Sebelum perilisan PHP 7, mungkin mudah untuk menentukan Node.js sebagai pemenang dalam kompetisi kinerja yang melibatkan JavaScript versus PHP. Tapi, sekarang sudah diluncurkan PHP 7 yang dibuat pada mesin PHPNG dengan kinerja 2x lebih cepat dan konsumsi memori 50% lebih baik (jika dibandingkan dengan PHP 5.6).
Node.js dirasakan masih memiliki performa lebih cepat dari PHP ketika Anda tidak perlu memproses data secara real-time. Oleh karena itu, saat Anda memutuskan untuk membuat aplikasi obrolan, game, video, atau aliran data besar, Anda mungkin akan memilih PHP.
jQuery vs PHP
jQuery vs. PHP pastinya merupakan sebuah kompetisi yang menarik karena jQuery sendiri bukanlah sebuah bahasa pemrograman. jQuery adalah pustaka (atau antarmuka pemrograman aplikasi) yang diisi dengan fungsi tambahan untuk JavaScript.
Bagi para pengembang JavaScript, menggunakan jQuery dapat menghemat waktu karena mereka tidak harus menulis kode sendiri secara manual. Selain itu, JavaScript mentah ukurannya lebih berat daripada jQuery. Perlu diingat bahwa pustaka jQuery hanya menyediakan kode untuk pengembangan frontend saja.
Oleh karena itu, jQuery dan PHP memiliki kesamaan yang teramat sedikit. Misalnya saja, jika Anda seorang pemrogram PHP, Anda tidak akan mempertimbangkan untuk menggunakan jQuery (karena pustaka ini tidak menawarkan kode PHP).
Angular.js vs PHP
Pertama-tama, Angular.js dikenal sebagai kerangka kerja JavaScript yang lain. Oleh karena itu, PHP adalah bahasa pemrograman, sedangkan Angular.js hanyalah pustaka yang fungsinya untuk mempermudah pengembangan aplikasi halaman tunggal.
Aplikasi halaman tunggal mengacu pada aplikasi yang memperbarui halaman secara dinamis tanpa harus memuat ulang seluruh halaman baru dari suatu server. Sebagai contoh, situs web dinamis tidak akan memuat ulang saat Anda mengeklik tombol seperti bilah kategori atau informasi tambahan lainnya.
PHP dan JavaScript bersatu
Mungkin rasanya tidak adil untuk menyebutkan bahwa PHP memiliki kinerja lebih baik daripada JavaScript, atau bertekad untuk memprioritaskan pembelajaran JavaScript daripada PHP. Faktanya, pilihan terbaik untuk permasalahan ini adalah dengan menguasai kedua bahasa pemrograman tersebut dengan tidak memperdulikan pemenang dalam pertempuran JavaScript versus PHP ini.
PHP dan JavaScript bersatu mengacu pada gagasan bahwa Anda menggunakan Node.js sebagai pelengkap PHP. Contoh, PHP dapat membuat logika yang kompleks dan mampu berurusan dengan basis data atau tugas beban tinggi lainnya. Pada proyek yang sama, Anda dapat menggunakan Node.js untuk mengelola aliran data besar dan membuat antarmuka pengguna yang jauh lebih baik.
Anda dapat menggunakan kombinasi bahasa ke dalam proyek Anda untuk membuatnya dinamis. Menggunakan AJAX untuk memperbarui bagian tertentu dari suatu laman sesuai dengan masukan pengguna tanpa pemuatan ulang secara menyeluruh merupakan praktik yang lumrah dan sering dijumpai.
Misalnya saja Anda memiliki kotak masukan nama pengguna dan Anda memantau aktivitas pengguna di dalamnya dengan menggunakan JavaScript. Setelah pengunjung mengetik informasi pengguna mereka, JavaScript mengirimkan informasi yang dimasukkan ke skrip PHP dan menunggu respons diberikan. Server akan mengirimkan jawaban dengan menunjukkan apakah nama pengguna tersebut ada di server atau tidak.
Skenario di atas merupakan salah satu praktik paling umum untuk menggunakan PHP dan JavaScript secara bersamaan.
Apakah kamu tahu?
Pernahkah Anda bertanya-tanya situs belajar online mana yang terbaik untuk pengembangan karier Anda?
Kesimpulan
Kami telah menjelaskan perbandingan menyeluruh antara JavaScript versus PHP. Meskipun PHP lebih mudah dipelajari, bahasa pemrograman ini mampu menghasilkan situs web lengkap. Di sisi lain, kita memiliki JavaScript yang penguasaannya jauh lebih rumit tetapi menjadi salah satu bahasa yang paling naik daun.
Untuk pengembangan frontend, Anda pasti akan memilih JavaScript karena PHP hanya dikhususkan untuk pengembangan sisi server. Namun, ketika Anda harus memilih antara JavaScript versus PHP dengan mengikutsertakan Node.js, pembahasan akan menjadi lebih rumit.
PHP mungkin memiliki kinerja lebih lambat dari Node.js, tetapi komunitas pengguna PHP sangatlah besar. Alhasil, akan ada banyak sekali sumber daya dan tutorial yang dapat Anda pelajari. Selain itu, PHP menawarkan banyak kerangka kerja seperti Laravel, Symfony, Zend, dan lainnya yang dapat membuat pengembangan web menjadi lebih efisien. Meskipun Node.js juga menawarkan banyak kerangka kerja dan sumber daya, sistem pendukungnya belum begitu matang.
Catatan terakhir mengenai topik Javascript versus PHP ini adalah bahwa PHP merupakan bahasa pemrograman utama untuk pengembangan web backend. Kami menyarankan Anda untuk menggunakan PHP dan JavaScript secara bersamaan agar dapat menuai hasil yang terbaik dan semakin mempermudah pengelolaan web.