Free Airdrop Season 7 is LIVE! Answer fun questions or do simple tasks to earn rewards from the $30K BitDegree prize pool. Participate Now ! 🔥
Pada saat artikel ini ditulis, sekitar 19 juta Bitcoin telah berhasil ditambang, tapi bukan berarti semuanya langsung bisa diakses. Meskipun dari banyak Bitcoin yang duduk dengan aman dan nyaman di dalam wallet crypto atau ada di exchange seperti Binance atau Coinbase, sejumlah besar koin sensasional ini yangi kemungkinan terjebak di dalam wallet crypto tanpa ada yang tahu gimana cara mengaksesnya. Tapi, apa daftar wallet crypto untuk bitcoin yang hilang di luar sana?
Kita semua tahu bahwa kalau kamu enggak punya detail yang benar untuk mengakses wallet crypto Bitcoin yang disimpan sendiri, maka kamu enggak akan pernah bisa mengambil uang di dalamnya. Tapi, enggak semua orang menyadari betapa besar dan banyaknya kekayaan yang hilang karena hal ini. Walaupun mungkin sepertinya jarang banget seseorang bisa ceroboh sampai kehilangan detail akses wallet cryptonya (seperti private key atau mnemonic phrase), penting untuk diingat bahwa Bitcoin telah menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan nilai di bawah US$1000.
Pada tahun-tahun awal kemunculannya, nilainya masih sangat kecil, baru pada tahun 2013 Bitcoin mencapai nilai tiga digit. Karena itu, kemungkinan besar ada banyak orang yang menambang atau menyimpan Bitcoin sejak awal tanpa banyak berfikir gimana mereka harus menyimpan aksesnya. Enggak cuma itu, bahkan di beberapa tahun terakhir ini, ada saja orang yang ceroboh dengan salah menempatkan atau kehilangan detail penyimpanannya.
Nah, mengingat hal ini, yuk kita lihat wallet crypto terbesar untuk Bitcoin yang hilang dan mencari tahu berapa banyak jumlah bitcoin yang hilang ada di dalamnya. Banyak yang beralasan bahwa kerugian kripto karena enggak bisa mengakses wallet crypto merupakan bagian penting dalam industri ini, karena kebanyakan orang enggak terbiasa mengelola uang mereka sendiri tanpa bantuan perantara atau pihak ketiga. Kisah-kisah kayak gini bisa jadi peringatan yang baik tentang bahaya dari salah menyimpan detail kripto.

Apakah kamu tahu?
Berlangganan - Kami membuat video baru tentang penjelasan crypto setiap minggu!
What is a Perpetual Contract in Crypto? (Definition + Example)

Daftar Isi
- 1. Kenapa Wallet Crypto Bitcoin Hilang?
- 1.1. Bagaimana dengan Pemilik yang Sudah Meninggal?
- 2. Burned Wallet Crypto
- 3. Apakah Satoshi Address adalah Wallet Crypto Terbesar Untuk Bitcoin yang Hilang?
- 4. Wallet crypto terbesar untuk Bitcoin yang hilang Secara Tradisional
- 5. Apa Yang Terjadi Dengan Bitcoin Hilang?
- 6. Kesimpulan
Kenapa Wallet Crypto Bitcoin Hilang?
Waktu ada yang bertanya “Apa wallet crypto terbesar untuk Bitcoin yang hilang?” Pertama-tama kita harus memutuskan gimana cara menentukannya. Mungkin kedengerannya kayak topik yang mudah, karena kita semua mungkin paham apa artinya kehilangan sesuatu. Tapi, menentukan sesuatu milik orang lain sebagai barang hilang tentu agak lebih rumit, karena pemiliknya yang harus menyatakan kehilangan.
Penawaran Terakhir yang Aktif Saat Ini:Valentine's Day offer: save up to 50% on ALL best-selling Trezor bundles! Don't miss this sale & secure a huge discount now.
Cryptocurrency sifatnya anonim (atau setidaknya pseudonim) jadi agak sulit untuk mendapatkan detail ini. Misalnya, banyak wallet crypto di dunia Bitcoin yang menyimpan kekayaan yang cukup besar dan enggak pernah melakukan transaksi selama bertahun-tahun. Semua wallet crypto ini mungkin saja hilang dan enggak bisa diakses oleh pemiliknya, tapi sulit untuk memastikannya karena mungkin saja wallet crypto tersebut enggak hilang sama sekali; sebaliknya, mungkin saja memang disimpan oleh seseorang.
Crypto wallet juga bisa enggak aktif karena alasan lain. Contohnya, ada beberapa orang yang ditangkap karena aktivitas ilegal, jadi mereka enggak bisa menggunakan wallet mereka, tapi tentu akan bisa diakses lagi nantinya. Salah satu contoh nyata adalah crypto wallet yang terhubung dengan Silk Road, yaitu pasar gelap terkenal yang menggunakan Bitcoin sebagai metode pembayaran utamanya.
Walaupun Silk Road udah ditutup oleh penegak hukum pada tahun 2012 dan Ross Ulbricht, sang pendirinya, masih menjalani dua hukuman penjara seumur hidup, ada pergerakan yang berarti pada tahun 2020 dari wallet crypto tersebut. Setelah enggak aktif selama kurang lebih tujuh tahun, ada BTC yang bernilai kira-kira sekitar US$ 1 miliar dipindahkan pada tahun 2020. Sebelum transaksi tersebut, ini adalah wallet crypto Bitcoin terbesar keempat yang pernah ada.
Wallet crypto ini bisa saja diakses oleh pemilik aslinya, yang mungkin menyimpan dana tersebut karena khawatir memindahkan uang tersebut akan menarik terlalu banyak perhatian, atau karena berada di penjara dan enggak bisa mengakses komputer. Kemungkinan lainnya adalah, wallet crypto tersebut mungkin telah diretas (walaupun kemungkinan tersebut sangat kecil malah hampir mustahil).
Jika wallet crypto enggak aktif dalam waktu yang lama, tapi diakses oleh pemiliknya, maka tentu dompet kripto ini enggak termasuk hilang, mungkin hanya enggak tersentuh. Jika diretas, maka ini pasti bisa jadi pesaing untuk wallet crypto terbesar untuk Bitcoin yang hilang, karena dana tersebut sekarang menjadi milik orang lain, pada dasarnya telah dicuri.
Kalau dengan prinsip yang sama, wallet crypto milik peretas Mt. Goxyang terkenal bisa termasuk jumlah bitcoin yang hilang, ini jika kehilangan diukur berdasarkan durasi wallet crypto tersebut enggak aktif atau enggak diakses. Wallet crypto ini berisi 79.957 BTC (atau lebih dari US$2 miliar). Wallet crypto ini memiliki warisan dan mitologi yang kuat. Pada hari yang sama saat wallet tersebut dibuat, yaitu 1 Maret 2011, ia menerima satu transaksi sebesar 79.956 BTC.
Dana ini dicuri dari Mt Gox (atau dari pengguna Mt Gox, tergantung apakah kamu percaya bahwa pembuat platform terlibat dalam pencurian atau tidak). Sejak saat itu, enggak ada dana yang dipindahkan dari wallet tersebut. Sebagian berspekulasi kalau private key untuk wallet crypto ini hilang dan karena alasan ini dapat membuatnya jadi pesaing yang layak di daftar wallet crypto untuk bitcoin yang hilang.
Tentu ada kemungkinan juga bahwa pemiliknya masih memiliki detailnya tapi khawatir dengan tekanan hukum dan sosial yang akan terjadi jika mereka mencoba mengaksesnya. Enggak cuma itu, ada juga kemungkinan bahwa pemiliknya berada di penjara dan menunggu untuk mengakses dana tersebut.
Bagaimana dengan Pemilik yang Sudah Meninggal?
Enggak cuma tentang wallet crypto terbesar untuk Bitcoin yang hilang, bisa jadi ada alasan lain kenapa beberapa wallet crypto enggak pernah disentuh lagi, mungkin pemiliknya yang sah sudah meninggal. Jika seseorang enggak pernah meninggalkan instruksi mengenai bagaimana cara mengakses wallet crypto mereka, ini bisa saja karena untuk keamanan wallet crypto mereka, maka ketika mereka meninggal dunia, ada kemungkinan kalau harta mereka akan terdampar di dalam wallet crypto.
Untuk wallet crypto yang enggak aktif selama bertahun-tahun, ada kemungkinan kalau orang yang bisa mengaksesnya sekarang sudah meninggal. Dengan aset tradisional, seperti mata uang fiat dan saham, aset-aset ini dapat dengan mudah ditransfer ke ahli waris atau orang yang ditunjuk dalam surat wasiat, dan negara bisa membantu dalam proses ini. Tapi untuk mata uang digital, sifat self custodial yang mandiri membuat hal ini cuma bisa dilakukan jika pemilik yang telah meninggal meninggalkan instruksi kriptografi yang eksplisit.
Sebagai contoh ada Mircea Popescu, seorang tokoh kontroversial dalam komunitas Bitcoin yang meninggal pada 2021. Popescu adalah sosok yang bermasalah, dikenal juga karena komentar-komentarnya yang berbau seksis dan anti-Semit. Dia juga dianggap sebagai salah satu pemegang Bitcoin terbesar. Kami enggak tahu alamat, atau alamat yang dimilikinya, jadi enggak bisa dikonfirmasi dengan pasti bahwa alamat tersebut enggak aktif sejak kematiannya.
Mungkin memang benar, karena kematiannya terlalu dini, yaitu tenggelam pada usia 41 tahun, mungkin dia enggak membuat ketentuan bagi orang lain untuk mengambil alih kekayaannya. Ada spekulasi yang mengatakan bahwa ia memiliki Bitcoin senilai US$2 miliar. Jika ini disimpan dalam satu wallet crypto Bitcoin yang enggak dapat diakses oleh siapa pun, maka ini bisa menjadi wallet crypto terbesar untuk Bitcoin yang hilang.
Tapi, apakah ini bisa dianggap sebagai kerugian? Biasanya, ketika kita ngomongin tentang sesuatu yang hilang, berarti pemiliknya enggak memiliki barang tersebut. Jika pemiliknya sudah meninggal, apakah masih masuk akal untuk menggunakan istilah ini? Tergantung apa yang kita maksud. Bisa saja berargumen kalau dana tersebut enggak benar-benar hilang, tapi hilang lenyap, seperti halnya kepergian Mircea Popescu.
Mungkin aneh kalau mengatakan bahwa uang tersebut hilang karena enggak pernah menjadi milik seseorang yang masih hidup. Tapi, kita coba melihat kehilangan dengan cara yang lebih abstrak, dan mengatakan bahwa Bitcoin tersebut hilang dari seluruh komunitas, karena wallet crypto tersebut enggak akan pernah bisa diakses oleh siapapun. Dalam hal ini, kehilangan dipandang sebagai pengalaman kolektif, bukan pengalaman yang fokus pada satu orang.
Hal tersebut bisa jadi benar, karena wallet crypto yang enggak bisa diakses akan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi. Meskipun jumlah resmi Bitcoin yang beredar adalah sekitar 19 juta, tapi ini bukanlah jumlah sebenarnya dari BTC yang aktif. Seorang analis Bitcoin terkenal, Timothy Peterson, telah memperkirakan bahwa 31% dari pasokan BTC yang beredar akan hilang selamanya.
Selain bertanya “apa yang terjadi dengan Bitcoin hilang?” kamu juga mungkin penasaran dengan pertanyaan “berapa jumlah Bitcoin yang hilang?” Menggunakan metrik ini, maka jawabannya adalah 6 juta. Itu adalah jumlah yang sangat besar, terutama karena hanya ada 1,6 juta BTC yang tersisa untuk ditambang. Begitu banyaknya Bitcoin yang hilang membuat sebagian orang berfikiran kalau Bitcoin memiliki kualitas deflasi yang melekat, meskipun enggak disengaja.
Definisi tersebut bukanlah definisi deflasi biasanya, yang ketika tingkat harga umum barang dan jasa dalam sebuah perekonomian menurun dari waktu ke waktu berarti mengindikasikan peningkatan nilai mata uang tersebut. Tapi, istilah ini masih dapat digunakan dalam konteks ini karena 'deflasi', dalam Bitcoin, bisa menunjukkan penurunan pasokan aktif Bitcoin karena koin yang hilang. Ditambah dengan permintaan yang meningkat atau konstan, situasi seperti ini bisa menyebabkan peningkatan nilai setiap Bitcoin.
Ini adalah bentuk deflasi aset dan bisa meningkatkan daya beli Bitcoin, seperti deflasi tradisional yang meningkatkan daya beli mata uang. Dapat dikatakan bahwa memulihkan Bitcoin yang hilang ini akan sulit atau bahkan enggak mungkin dilakukan, dan secara efektif menghilangkannya dari peredaran, mungkin enggak cuma untuk sementara.
Burned Wallet Crypto
Kategori khusus wallet crypto Bitcoin satu ini relevan banget dengan pembahasan kita. Sebelumnya kita telah membuat daftar wallet crypto untuk Bitcoin yang hilang disebabkan oleh kematian atau kehilangan yang enggak disengaja. Selanjutnya, ada sebagian wallet crypto berisi BTC yang telah dikeluarkan dari peredaran dengan sengaja loh. Wallet crypto ini dikenal sebagai burned address dan mereka menahan cryptocurrency yang telah dikirim dari para pengguna yang jelas mencoba mengurangi aliran dari aset tertentu.
Burned address dilakukan agar enggak bisa diakses, yang berarti alamat tersebut memiliki public key yang diketahui, tapi private key yang enggak diketahui, dengan begitu enggak seorang pun bisa mengirim uang dari alamat tersebut. Burned address sebenarnya jarang sih ada di dunia BTC, tapi lebih banyak digunakan oleh berbagai blockchain.
Misalnya, alamat “0x000000000000000000000000000000000000000000dead” digunakan oleh banyak proyek dalam ekosistem Ethereum, bahkan mungkin termasuk para developer BSC Binance (meskipun ada spekulasi tentang burned address mana yang sebenarnya mereka). 0x0000000000000000000000000000000000000000 (biasanya disingkat jadi 0x0) bertindak sebagai sebuah burned address alternatif.
Komunitas Bitcoin juga menggunakan burned address dengan beberapa alasan. Tapi, enggak ada standar baku untuk alamat mana yang harus digunakan. Salah satu burned address address yang terkenal untuk Bitcoin adalah 111111111111111114oLvT2, yang menyimpan 495 BTC. Dana ini enggak akan pernah bisa diakses, karena enggak ada private key-nya. Sayangnya, ini bukanlah wallet crypto terbesar untuk Bitcoin yang hilang yang digunakan untuk pembakaran.
Salah satu wallet crypto berpotensi melampaui wallet tadi adalah 1CounterpartyXXXXXXXXXXXXXXXUWLpVr yang merupakan sebuah alamat dibuat oleh proyek bernama Counterparty, yaitu anggota ekosistem Bitcoin. Selain sebagai burned address, alamat ini juga merupakan vanity address, yaitu sebuah wallet crypto yang menggunakan beberapa fitur yang terbaca manusia agar membedakannya dengan wallet crypto lain (seperti kata “Counterparty” yang dimasukkan ke dalamnya).
Alamat Counterparty tersebut berisi 2130 BTC. Jumlah ini mungkin lebih rendah daripada beberapa wallet crypto yang telah disebutkan sebelumnya, tapi punya satu fitur yang membuat kita lebih yakin bahwa enggak ada yang memiliki akses ke wallet crypto tersebut karena kecil banget kemungkinannya (atau mungkin mustahil) untuk menemukan private key untuk alamat ini.
Secara teknis, setiap public address memiliki private key, tapi kunci tersebut enggak mungkin ditemukan karena vanity address dibuat sedemikian rupa jadi lebih sulit untuk dipecahkan. Alamat-alamat ini enggak hilang kayak salah menaruh detail aksesnya, tapi bisa dibilang kalau alamat-alamat tersebut hilang dari seluruh komunitas Bitcoin.
Apakah Satoshi Address adalah Wallet Crypto Terbesar Untuk Bitcoin yang Hilang?
Terkadang orang berfikiran kalau wallet address milik Satoshi Nakamoto sebagai wallet crypto terbesar untuk Bitcoin yang hilang. Sebenarnya Satoshi punya wallet address yang diketahui, yaitu 1A1zP1eP5QGefi2DMPTfTL5SLmv7DivfNa. Alamat ini disebut sebagai genesis address dari Bitcoin, yang berarti alamat ini terkait dengan blok pertama Bitcoin.
Tapi, ada dua masalah yang muncul ketika membahas hal ini. Pertama-tama, jika mengintip blockchain explorer, kamu bisa melihat kalau di situ cuma ada 72 BTC di dalam alamat tersebut, rendah banget ya. Jumlah ini lebih rendah daripada setiap alamat lain yang disebutkan tadi, jadi kenapa orang mengira ini adalah yang terbesar?
Ada sebuah laporan yang menyatakan bahwa, meskipun wallet crypto ini berisi kurang dari 100 BTC, Satoshi mungkin memiliki wallet crypto yang berisi sekitar 1 juta Bitcoin. Sulit untuk membuktikan hal ini, tapi orang-orang telah menemukan pola penambangan tertentu dari beberapa tahun yang lalu yang mengarah ke satu miner. Mengingat public ledger Bitcoin menyoroti wallet crypto terkaya yang ada, tapi enggak mencantumkan wallet crypto apa pun dengan jumlah sebanyak ini, bisa jadi kalau Satoshi menyebarkan BTC mereka di beberapa wallet crypto.
Hal kedua yang jadi masalah adalah enggak ada kepastian kalau Satoshi enggak punya akses ke Bitcoin ini. Kita hanya benar-benar mengetahui satu alamat yang terkait dengan mereka, dan meskipun mereka belum mengaksesnya, bukan berarti mereka enggak bisa kan. Kita juga enggak mengetahui alamat lainnya dari penemu BTC ini, jadi enggak ada yang bisa dibuktikan secara pasti. Karena itulah, saya yakin enggak tepat untuk mengatakan bahwa Satoshi adalah wallet crypto Bitcoin yang paling banyak hilang, karena kita enggak cukup tahu.
Wallet crypto terbesar untuk Bitcoin yang hilang Secara Tradisional
Saya telah membahas berbagai jenis wallet crypto terbesar untuk Bitcoin yang hilang, selanjutnya kita akhiri dengan melihat contoh wallet crypto yang benar-benar hilang dalam arti yang lebih tradisional. Maksud saya adalah wallet crypto yang memiliki pemilik yang masih hidup dan secara eksplisit mengatakan kepada dunia bahwa mereka kehilangan dan enggak bisa menemukan detail yang diperlukan untuk mengakses dompet kripto mereka.
Contoh yang bagus untuk hal ini adalah James Howells, yaitu seorang Insinyur Komputer asal Inggris yang kehilangan hardisknya, yang berisi rincian wallet crypto Bitcoin yang menyimpan 7500+ BTC. Ini mungkin merupakan wallet crypto Bitcoin terbesar yang telah diklasifikasikan oleh pemiliknya sebagai bagian dari daftar wallet crypto untuk Bitcoin yang hilang. Situasi James Howells adalah jenis kehilangan yang sederhana dan tradisional dan sudah seharusnya jadi pengingat yang luar biasa buat semua orang dalam industri ini untuk berhati-hati dengan detail mereka.
Memulihkan dan mencari bitcoin yang hilang Bitcoin yang hilang itu sulit banget loh, jarang sekali kita mendengar tentang kisah sukses tentang hal ini. Enggak ada rumus ataupun cara pasti untuk mencari bitcoin yang hilang; ini lebih kayak fitur daripada sebuah bug. Layanan kustodian mandiri seperti cryptocurrency dibuat dengan cara yang mencegah pihak ketiga atau perantara untuk membuat pintu belakang atau mengakses uang kamu untuk kamu.
Ya memang resikonya jika kamu kehilangan akses ke dana milikmu, maka kamu harus mencari bitcoin yang hilang itu sendiri. Setidaknya, inilah yang terjadi pada wallet crypto terdesentralisasi. Jika kamu menggunakan wallet pada crypto exchange, seperti pada Coinbase dan Binance, maka kalaupun kamu kehilangan detailnya, kemungkinan bukanlah akhir dari segalanya, karena perusahaan-perusahaan ini bertindak sebagai kustodian. Jika kamu bisa membuktikan kepada mereka bahwa kamu adalah pemilik akun tersebut, maka mereka bisa mengatur ulang kata sandi kamu dan memberikan akses.
Dunia kripto memang sering mendorong untuk melakukan penyimpanan sendiri karena seringnya orang-orang mengulang mantra “not your keys, not your coins,” tapi tentu metode ini punya kekurangan. Penyimpanan mandiri berarti kamu harus bekerja keras banget untuk menjaga detail kamu tetap aman dan dapat diakses. Tapi tentu akses tersebut haruslah eksklusif untuk pemiliknya supaya aman. Artinya, kamu harus berjalan di atas tali untuk membuat detail kamu tersedia untuk kamu selamanya, sekaligus membuatnya hampir enggak mungkin dijangkau oleh pihak-pihak yang berniat jahat.
Apa Yang Terjadi Dengan Bitcoin Hilang?
Ada banyak BTC yang telah hilang dari dunia ini. Setelah mengetahui kalau enggak gampang mencari Bitcoin yang hilang, tentu saja membuat beberapa orang bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Bitcoin hilang ini. Jawabannya sedikit anti-klimaks, karena kehilangan yang sebenarnya, di mana enggak ada private key, kata sandi, atau frasa mnemonic, ini berarti bahwa jumlah bitcoin yang hilang tersebut berada di dalam wallet crypto yang enggak dapat diakses untuk selamanya.
Secara teori, ada kemungkinan bahwa berbagai daftar wallet crypto untuk Bitcoin yang hilang ini bisa diretas kapan-kapan di masa depan. Jika pemiliknya masih ada dan menemukan cara untuk mendapatkan akses, maka Bitcoin yang hilang ini bisa ditemukan kembali dan bisa ditandai sebagai “ditemukan.” Jika orang lain meretasnya dan enggak mengembalikannya kepada pemiliknya, maka kita bisa menganggapnya masih hilang (untuk pemiliknya), atau kita bisa mengatakannya telah ditemukan dalam artian kembali beredar. Mungkin itulah beberapa kemungkinan apa yang terjadi dengan Bitcoin hilang.
Sebenarnya peretasan wallet crypto dengan komputer saat ini sangat kecil, karena akan membutuhkan waktu ribuan tahun untuk menggunakan brute force untuk menemukan private key dari wallet crypto tertentu. Tapi ada saja kemungkinan suatu hari nanti komputer quantum akan dapat membantu mencapai hal ini. Komputer kuantum yang ada di zaman sekarang mungkin enggak akan cukup kuat untuk melakukan hal ini, akan tapi teknologi yang mendasarinya semakin lama semakin canggih, jadi mungkin mencari bitcoin yang hilang dan menemukannya bisa terjadi beberapa tahun ke depan.
Tapi, ada yang perlu diketahui. Jika komputer kuantum cukup mahir memecahkan wallet crypto BTC dan membantu memulihkan Bitcoin yang hilang, maka dunia akan memiliki beberapa masalah yang sangat besar. Kok jadi masalah? Ya karena BTC menggunakan enkripsi yang relatif umum, yaitu SHA-256, yang digunakan untuk enkripsi file, hash password, dan sebagian email klien. Enggak salah lagi, penggunaan komputer kuantum untuk masalah ini bisa menyebabkan masalah keamanan di seluruh dunia.
Enggak cuma itu loh, jika wallet crypto BTC dibobol, dan berhasil mencari bitcoin yang hilang, maka hal ini dapat menyebabkan jatuhnya harga Bitcoin, karena Bitcoin enggak lagi dianggap seaman yang diperkirakan sebelumnya, dan dapat memicu penjualan panik. Pasti tercipta situasi yang aneh, di mana meretas wallet crypto Bitcoin yang hilang mungkin enggak ada gunanya karena bisa menurunkan nilainya.
Tapi, saat ini hal tersebut lebih kayak prediksi saja tentang masa depan, yang terjadi pada jumlah Bitcoin yang hilang di masa sekarang kan berbeda banget. Dengan asumsi bahwa Bitcoin akan hilang selamanya, maka Bitcoin berkontribusi pada sifat deflasi cryptocurrency (seperti yang telah disebutkan sebelumnya). Meskipun kehilangan Bitcoin biasanya bukan hal yang disengaja, tapi sebenarnya telah diprediksi oleh Satoshi Nakamoto, yang pernah berbicara mengenai hal ini sebelumnya.
Pada tahun 2010, ia berbicara di forum Bitcointalk dan mendiskusikan situasi ini, dengan menyatakan bahwa “jumlah bitcoin yang hilang hanya akan membuat koin milik orang lain menjadi lebih berharga. Anggap saja ini sebagai sumbangan untuk semua orang.” Ini adalah perspektif yang menarik - Satoshi Nakamoto pada dasarnya mengatakan bahwa kehilangan membantu membuat BTC orang lain lebih berharga karena menaikkan potensi kelangkaan pasar.
Ini adalah pandangan yang positif, karena menunjukkan hilangnya BTC sebagai keuntungan bagi seluruh komunitas. Pandangan Satoshi ini berbeda banget dari gagasan sebelumnya bahwa potensi kehilangan wallet crypto Bitcoin terbesar sebenarnya merugikan komunitas karena berkurangnya sirkulasi. Kedua perspektif tersebut adalah valid dan bermanfaat.
Kesimpulan
Beberapa pesaing telah terdaftar sebagai kemungkinan salah satu di daftar wallet crypto untuk Bitcoin yang hilang. Mari kita susun agar dapat dibandingkan. Pertama, wallet crypto terbesar yang dibahas lebih merupakan sebuah koleksi wallet crypto, yang dikaitkan dengan Satoshi Nakamoto. Jika benar, jumlahnya sekitar 1 juta BTC. Tapi, alamat wallet crypto tersebut enggak diketahui, dan enggak jelas apakah Satoshi benar-benar enggak punya akses ke wallet-nya.
Berikutnya adalah wallet cryptoMt. Gox yang terkenal, berisi 79.957 BTC. Enggak pasti apakah wallet crypto ini sebenarnya hilang atau jika pemiliknya hanya diam saja, tapi yang pasti wallet crypto ini enggak aktif. Berikutnya adalah wallet crypto milik mendiang Mircea Popescu, yang berisi sekitar US$1 miliar BTC. Jumlah ini setara dengan sekitar 37.897 BTC. Tapi, mungkin aneh jika statusnya dinyatakan hilang, karena pemiliknya enggak kehilangan akses, tapi sudah enggak ada lagi.
Kemudian kekayaan James Howels sebesar 7500+ BTC.Ini sudah pasti hilang, karena pemiliknya telah dengan jelas menyatakan bahwa dia enggak bisa menemukan detail yang sesuai. Ini adalah contoh langsung untuk kita. Setelah ini, kita sampai pada wallet crypto Counterparty yang memang sengaja menjadi burned wallet crypto, akun ini berisi 2130 BTC. Wallet crypto ini bukan hilang dalam artian enggak sengaja salah tempat, tapi dananya sudah pasti enggak bisa diakses. Counterparty memang sengaja menjadikannya burned wallet crypto dan tergantung pada bagaimana kamu melihat kerugian, Counterparty ini mungkin atau mungkin enggak dihitung.
Secara keseluruhan, jumlah wallet crypto ini mencapai 1.127.484 BTC. Ini adalah jumlah yang sangat besar, terhitung sangat banyak dari sirkulasi BTC saat ini. Apakah kamu menganggap ini sebagai wallet crypto terbesar untuk Bitcoin yang hilang, ya tergantung pada pandangan kamu sendiri tentang istilah tersebut, tapi yang pasti adalah bahwa wallet crypto tersebut tampaknya enggak bisa diakses pada saat ini. Kerugian seperti ini adalah sifat alami dari keuangan self custodial. Satu-satunya cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan menyimpan detail kamu, atau menggunakan custodial service seperti Binance atau Coinbase.
Konten yang dipublikasikan di situs web ini tidak bertujuan untuk memberikan segala jenis nasihat keuangan, investasi, perdagangan, atau bentuk lain apa pun. BitDegree.org tidak mendukung atau menyarankan Anda membeli, menjual, atau menahan segala jenis cryptocurrency. Sebelum membuat keputusan investasi keuangan, konsultasikan dengan penasihat keuangan Anda.