Sebagian besar pengembang akan berkutat dengan basis data dan menjadikannya sebagai makanan sehari-hari mereka, tetapi sayangnya tidak semua pengembang akan meluangkan waktu untuk mempelajari teorinya. Oleh karena itu, kebiasan buruk semacam ini menyebabkan banyak pertanyaan muncul di momen-momen genting. Apa itu basis data relasional? Mengapa basis data relasional menggunakan kunci primer dan kunci asing? Apa sebenarnya yang seharusnya terjadi di bagian ini atau di bagian itu?
Untuk dapat bekerja dengan data secara profesional, Anda harus memahami beragam jenis basis data dan fitur-fitur uniknya yang dilanjutkan dengan pemahaman tentang apa itu basis data relasional. Di panduan komprehensif ini, kami akan memperkenalkan tipe basis data yang paling populer, yakni basis data relasional.
Daftar Isi
Jenis-jenis basis data
Penawaran Terakhir yang Aktif Saat Ini:
GET 50% OFF
DataCamp Black Friday Sale
During this DataCamp Black Friday, you can access the top-rated courses with a 50% discount. Enroll now for way less!
Sebelum lompat ke pembahasan apa itu basis data relasional, sebaiknya kita berkenalan dengan basis data terlebih dahulu. Jika tidak menggunakan basis data, semua data yang Anda buat atau kumpulkan akan menyerupai tumpukan acak tanpa urutan yang jelas. Anda mungkin akan kesusahan mengakses dan menggunakannya untuk kebutuhan Anda di lain waktu. Di zaman sekarang, basis data adalah solusi penyimpanan data yang memberi Anda tidak hanya ruang untuk menyimpan data Anda, tetapi juga metode yang kuat untuk memanipulasinya. Basis data telah mendapatkan perhatian di dunia teknologi komputer sejak 1960-an. Untuk mengelolanya, pengguna menggunakan jenis perangkat lunak khusus – sistem manajemen basis data (disingkat DBMS).
Lalu, apa itu basis data relasional?
Sesuai dengan kebutuhan spesifik yang Anda atau perusahaan Anda miliki, Anda dapat memilih dari beberapa jenis basis data yang ada. Anda bisa menggunakan tipe basis data operasional, personal, terdistribusi, pengguna akhir, dll. Basis data relasional sebenarnya sangat populer sehingga beberapa pengembang bahkan menyederhanakan penggolongan basis data menjadi dua kelompok saja: relasional atau non-relasional. SQL (Structured Query Language) adalah metode standar yang digunakan ketika berurusan dengan basis data relasional, maka basis data non relasional secara khusus ditujukan untuk NoSQL. Beberapa contoh basis data non relasional sederhana adalah penyimpanan nilai kunci, penyimpanan dokumen, atau basis data grafik. Meskipun basis data non relasional mengalami peningkatan popularitas, basis data relasional masih menguasai sebagian besar pasar.
Sebenarnya, apa itu basis data relasional?
Penjelasan mengenai apa itu basis data relasional akan diawali dengan sejarah singkat penemuan dari basis data ini. Orang pertama yang menyebutkan istilah basis data relasional adalah Edgar F. Codd pada tahun 1962. Saat bekerja di IBM, dia melihat kelemahan besar dalam basis data navigasi yang digunakan pada saat itu. Menurutnya, penggunaan basis data navigasi tidak hanya terlalu rumit untuk digunakan, tetapi juga tidak ada teori yang kuat untuk mendukung prinsip tersebut. Dengan alasan kuat ingin mencoba memecahkan masalah tersebut, dia menulis sebuah makalah berjudul A Relational Model of Data for Large Shared Data Banks. IBM saat itu tidak mengacuhkan gagasannya. Namun, karena percobaan karya inovatifnya untuk mendefinisikan ulang model basis data ini, Edgar F. Codd menerima Penghargaan Turing yang bergengsi pada tahun 1981.
Untuk sepenuhnya memahami apa itu basis data relasional, Anda harus tahu bahwa sebelum mereka muncul, pengembang menggunakan basis data datar. Basis data ini tidak memiliki tabel, dan file-nya berisi teks panjang yang mana setiap entrinya hanya dipisahkan oleh bilah vertikal:
Karyawan, Tim, Pengalaman | Anna, Pengembang, 7 tahun | Melissa, Pengembang, 3 tahun | Andrew, Pengembang, 4 tahun | Stanley, Desainer, 4 tahun | Andy, Desainer, 5 tahun | Christina, Desainer, 2 tahun
Anda mungkin memiliki firasat bahwa mengakses dan menggunakan data ini akan sangat merepotkan. Anda tidak dapat mengurutkan, menelusuri, atau memfilternya dengan mudah. Namun, dengan basis data relasional, data disimpan menggunakan struktur yang jelas: yakni, dengan menggunakan tabel yang memiliki kolom dan baris.
Setiap kolom (juga disebut dengan atribut atau bidang) memiliki nama yang berbeda dan tipe data tertentu yang sudah ditetapkan untuk masing-masing kolom. Setiap bagian data akan mengisi satu baris, yang juga disebut dengan tupel atau catatan. Contoh yang kita lihat sebelumnya memiliki tiga kolom (Karyawan, Tim, dan Pengalaman) dan enam catatan (satu untuk setiap individu). Masing-masing kolom ini akan menyimpan tipe data string, atau kita bisa membuat kolom Pengalaman yang hanya akan menampung bilangan bulat dan memasukkan jumlah tahun saja.
Apa lagi yang harus diketahui untuk mendalami apa itu basis data relasional?
Desain basis data relasional: penjelasan tentang hubungan
Untuk mengetahui apa itu basis data relasional, Anda akan memahami dengan sendirinya bahwa istilah tersebut sebenarnya sudah sangat jelas: Basis data relasional adalah basis data yang memungkinkan adanya hubungan basis data.
Basis data relasional merupakan jenis basis data yang memiliki tabel dengan jumlahnya yang bisa mencapai ribuan. Hubungan yang terdapat pada desain basis data dibuat ketika dua atau lebih dari basis data tersebut menyimpan beberapa data yang berkaitan sehingga ditautkan bersama. Tindakan semacam ini tidak hanya menyederhanakan pemeliharaan data, tetapi juga meningkatkan integritas dan keamanannya. Basis data relasional lebih mudah untuk diskalakan dan juga diperluas.
Terdapat tiga tipe hubungan dalam desain basis data. Yang paling umum adalah relasi satu ke banyak: maksudnya satu baris dalam satu tabel dapat cocok dengan beberapa baris di tabel lainnya, tetapi tidak berlaku sebaliknya. Di contoh yang kita lihat sebelumnya, satu karyawan hanya boleh menjadi bagian dari satu tim – namun, satu tim akan memiliki banyak karyawan. Jika kita memiliki tabel lain yang dinamai Proyek, kita akan memiliki contoh relasi banyak ke banyak yang sangat tepat: setiap orang dapat mengerjakan banyak proyek, dan setiap proyek dapat mempekerjakan banyak orang. Hubungan basis data satu ke satu dapat dianggap sebagai relasi yang paling tidak umum.
Mengetahui bagian ini saja belum cukup membuat kita benar-benar mengetahui apa itu basis data relasional.
Identifikasi dan relasi: menggunakan kunci yang tepat
Setelah mengetahui sekilas tentang apa itu basis data relasional, sekarang saatnya Anda mengulik dengan lebih dalam lagi mengenai beberapa atributnya. Mengapa basis data relasional menggunakan kunci primer dan kunci asing? Jawabannya karena penggunaan kunci tersebut ada kaitannya dengan hubungan basis data. Setiap tabel di dalam basis data memiliki satu atau lebih kolom yang berfungsi sebagai kunci primer. Kunci primer adalah kunci yang memiliki untuk mengidentifikasi catatan di dalam tabel. Oleh karena itu, nilai setiap catatan di kolom ini harus unik. Misalnya, daripada menuliskan nama pelanggan, Anda harus menggunakan nomor pesanan. Saat Anda mengatur kolom tersebut sebagai kunci utama, sistem akan memastikan Anda untuk tidak memasukkan nilai yang sama dua kali.
Dengan menggunakan kunci asing, Anda dapat membuat hubungan antar catatan ke dalam dua tabel terpisah. Hubungan ini merujuk pada kolom (atau beberapa) yang menyimpan nilai yang sesuai dengan kunci utama dari tabel lain. Anda tidak dapat menambahkan catatan yang tidak terdapat di tabel yang direferensikan ke tabel dengan kunci asing. Bayangkan jika Anda memiliki dua tabel: Pelanggan dan Pesanan. Anda dapat dengan mudah menautkan tabel yang pertama ke tabel yang kedua dengan membuat kunci asing yang mereferensikan kolom kunci utamanya (kemungkinan besar kolom ID Pelanggan).
Di tahap ini, Anda telah mengetahui pengetahuan dasar mengenai apa itu basis data relasional beserta atributnya. Yuk, simak lebih lanjut!
Apakah kamu tahu?
Pernahkah Anda bertanya-tanya situs belajar online mana yang terbaik untuk pengembangan karier Anda?
Sistem manajemen basis data relasional dan SQL
Karena Anda telah memahami apa itu basis data relasional, Anda akan mulai mencari perangkat lunak untuk mengelolanya. Karena kita berurusan dengan jenis basis data paling populer di dunia, Anda bisa memilih salah satu dari banyak nama yang sudah tenar dan terjamin keunggulannya, seperti MySQL, PostgreSQL, Oracle, atau SQL Server. Kebanyakan pemula lebih suka menggunakan MySQL dan PostgreSQL karena keduanya merupakan sumber terbuka dan tidak berbayar. Baik Oracle maupun SQL Server juga menyediakan versi gratis, tetapi terdapat batasan tertentu pada fungsionalitasnya.
Menurut peringkat DB-Engines, Oracle saat ini menjadi sistem manajemen basis data relasional paling populer di dunia. Tidak mengherankan memang – menurut situs web mereka, sistem ini benar-benar 'beroperasi sendiri, mengamankan sendiri, dan memperbaiki sendiri' sejak tahun 2018. Dengan pembelajaran mesin yang hanya menyisakan pekerjaan manual yang jauh lebih sedikit untuk dikerjakan oleh manusia, sistem ini mampu mencapai keamanan yang lebih tinggi dan menurunkan risiko kesalahan. Pada dasarnya, Oracle juga jauh lebih mudah digunakan karena Oracle sendiri yang menangani banyak tugas. Kita harus ingat bahwa sejak tahun 2010 MySQL juga dimiliki oleh Oracle Corporation, dan dukungan dari perusahaan besar ini sangat membantu meningkatkan keandalan sistem. Di peringkat yang disebutkan di atas, MySQL berada di urutan kedua.
Setelah mengetahui apa itu basis data relasional serta menentukan perangkat penunjangnya, lalu apa lagi?
Pilihan sistem manajemen basis data relasional sepenuhnya bergantung pada kebutuhan proyek Anda. Karena Anda sudah cukup mengenal apa itu basis data relasional, akan lebih mudah untuk Anda mengklarifikasi ekspektasi Anda mengenai basis data ini. Tentu saja, untuk dapat menggunakan salah satu dari program basis data relasional, Anda perlu belajar SQL. Kami akan memberi tahu Anda semua rahasianya: Kursus online BitDegree adalah cara yang tepat untuk mulai belajar! Lihat tutorial interaktif atau kursus yang lebih konvensional sekarang juga.