Free Airdrop Season 7 is LIVE! Answer fun questions or do simple tasks to earn rewards from the $30K BitDegree prize pool. Participate Now ! 🔥
Metaverse adalah istilah yang rumit untuk dipahami. Walaupun istilah ini udah ada sejak puluhan tahun yang lalu, tapi baru pada awal tahun 2020-an istilah ini jadi terkenal secara umum. Bersamaan dengan itu, muncullah berbagai ide yang berhubungan langsung dengan istilah tersebut, seperti interoperabilitas dalam metaverse.
Penciptaan dan pembangunan dunia digital ini telah memicu keinginan akan sebuah Metaverse dengan interoperabilitas (interoperable metaverse), yang merupakan sebuah ruang bersama yang terdiri dari ruang bersama lainnya. Konsep ini berkaitan banget dengan dunia blockchain, karena interoperabilitas jadi fokus utama untuk berbagai jaringan, seperti Ethereum, Binance Smart Chain, dan Polkadot.
Banyak orang yang menganggap Proyek interoperabilitas Metaverse adalah inti dari gelombang teknologi ini dan berada di garis depan perkembangan baru. Proyek-proyek ini jadi tanda apa yang akan terjadi di masa depan bagi kita, serta jadi indikator gimana kehidupan digital kita nanti dapat bersosialisasi dan saling terhubung. Yuk kita cari tahu apa sih sebenarnya interoperabilitas dalam metaverse itu, gimana cara mencapainya, dan gimana hal ini bisa membentuk kehidupan masyarakat.

Apakah kamu tahu?
Berlangganan - Kami membuat video baru tentang penjelasan crypto setiap minggu!
What is Tezos? XTZ Cryptocurrency Easily Explained (ANIMATED)

Daftar Isi
Apa itu Interoperabilitas?
Sebelum kita menyelam lebih dalam di pembahasan interoperabilitas dalam metaverse, kita perjelas dulu apa arti interoperabilitas itu sendiri. Istilah interoperability atau interoperabilitas sering digunakan dalam dunia blockchain, walaupun enggak cukup menarik untuk dianggap sebagai sebuah jargon. Karena alasan ini, istilah interoperabilitas sering kali enggak terdengar oleh para pendatang baru dan pemula dalam industri ini.
Interoperabilitas secara sederhana berarti konektivitas, maksudnya adalah tindakan dua atau lebih entitas yang dapat berbagi informasi dan memanfaatkannya secara praktis. Dalam konteks teknologi blockchain, istilah ini juga dapat berarti bahwa aset dapat ditransfer dari satu blockchain ke blockchain yang lain, atau bahwa crypto wallet dan alamat dapat berfungsi pada arsitektur digital yang berbeda. Contoh umum dari hal ini adalah Ethereumdan Binance Smart Chain.
Binance Smart Chain dirancang agar kompatibel dengan Ethereum, yang berarti punya fitur interoperable. Token BSC bisa berfungsi di dalam ekosistem Ethereum, menciptakan pengalaman yang saling terhubung. Interoperabilitas ini dapat diperluas agar bisa membaurkan komunitas yang tergabung dalam kedua blockchain. Terkadang, interoperabilitas juga mengacu pada pembagian kelompok dan sumber daya yang digunakan oleh individu dalam ruang ini.
Walaupun sebelumnya istilah ini agak jarang digunakan, ketika berbicara tentang interoperabilitas dalam metaverse, berbagi dan interkonektivitas antar komunitas jadi jauh lebih relevan dan penting. Di sini kamu bisa melihat interoperabilitas sebagai istilah yang cukup terbuka, walaupun terdengar sangat teknis. Pada dasarnya, istilah ini menandakan hubungan berskala lebih besar.
Apa yang dimaksud dengan Interoperabilitas Dalam Metaverse?
Saya telah sekilas membahas topik ini sebelumnya, tapi interoperabilitas dalam metaverse merupakan konsep yang jauh lebih luas dan dinamis daripada hanya di dunia blockchain. Metaverse dengan interoperabilitas punya fitur yang sama dengan interoperable blockchain, yaitu adanya pembagian informasi yang bisa digunakan oleh lebih dari satu Proyek interoperabilitas Metaverse. Enggak cuma itu, ada aspek komunitas yang jauh lebih besar di dalamnya.
Ketika bicara tentang Metaverse dengan interoperabilitas, biasanya orang mendiskusikan tentang ruang virtual di mana aset, avatar, dan jenis data lainnya dapat berpindah dari satu ruang ke ruang lainnya dengan lancar. Mereka mendiskusikan pergerakan konten dan orang dari satu lingkungan ke lingkungan lain, dengan tanpa (atau minim) kesulitan dalam hal migrasi atau reintegrasi.
Mungkin terdengar enggak biasa, tapi buat banyak orang, interoperabilitas dalam metaverse adalah salah satu konsep utama yang diperlukan untuk membedakan metaverse dari lingkungan game online open world yang sederhana. Di sektor game, hanya ada sedikit wacana atau dorongan untuk membuat program yang memungkinkan orang memindahkan aset dan sumber daya mereka ke tempat lain, seperti ke game lain.
Biasanya developerenggak membuat metode yang memungkinkan perpindahan semua jenis sumber daya ke tempat lain. Keraguan ini mungkin karena ketakutan bahwa orang akan berpindah ke lokasi yang lebih menarik, membawa avatar, skin kustom, objek yang berguna, dan bahkan statistik mereka ke tempat lain. Karena alasan inilah sepertinya enggak ada kepentingan yang baik untuk perusahaan yang terlibat dalam menawarkan utilitas ini.
Karena alasan di atas, game (walaupun banyak yang bersifat open world dan memiliki karakteristik ruang bersama) pada akhirnya jadi dunia tertutup yang menawarkan hanya sedikit kebebasan bergerak. Nah, secara teori, proyek metaverse bisa melakukan hal yang sama; tapi, banyak penggemar blockchain dan Web3 yang memandang hal ini secara negatif dan sangat menganjurkan sebuah alternatif. Mereka ingin memindahkan aset yang mereka miliki dan yang penting bagi mereka ke ruang lain, atau setidaknya memiliki pilihan untuk melakukan hal tersebut.
Ide-ide tersebut mengilhami gagasan interoperabilitas dalam metaverse dengan makna yang lebih menonjol dan langsung. Bukan cuma tentang informasi yang dipindahkan dan dibagikan, tapi juga tentang orang-orang dan barang-barang mereka yang bisa dipindahkan. Kenapa ini jadi sebuah topik penting? Salah satu alasannya adalah karena blockchain telah membuktikan bahwa perpindahan seperti itu memang bisa dilakukan, jadi karena metaverse berbasis blockchain, seharusnya juga bisa.
Metaverse berbasis blockchain juga akan memiliki kemampuan NFT, ini berarti bahwa para pengguna bisa memiliki kepemilikan penuh atas item atau elemen tertentu dalam metaverse ini. Salah satu fitur utama dari kepemilikan tersebut (dalam pengaturan apa pun, enggak cuma digital) adalah bahwa harta benda kamu bisa banget kamu kendalikan. Jika kamu memiliki sesuatu, maka hal tersebut sepenuhnya berada di bawah kendali kamu. Karena alasan ini, banyak penggemar metaverse berbasis blockchain yang berinvestasi besar-besaran untuk memiliki opsi untuk mengambil NFT mereka dan memindahkannya.
Mempelajari Kepemilikan
Di sini, kamu bisa melihat bahwa kepemilikan punya peran penting dalam wacana seputar interoperabilitas dalam Metaverse. Ada keinginanyang kuat banget, jadi terasa seperti hak asasi, bagi para pengguna untuk mengambil barang yang mereka miliki dan mengunakannya sesuai dengan keinginan mereka. Dalam lingkungan virtual, ini berarti memindahkannya ke ruang digital lain, jika mereka memutuskan untuk melakukannya. Untuk metaverse berbasis blockchain, ini adalah titik pembicaraan yang penting.
Sekarang jadi jelas kalau interoperabilitas dalam metaverse berkaitan banget dengan otonomi dan kebebasan pribadi. Para penguna menginginkan pilihan untuk mengambil apa yang jadi milik mereka dan memindahkannya, juga dengan diri mereka sendiri, ke lokasi yang berbeda. Sangat menarik bahwa game-game masa kini, terutama di masa lalu, yang memiliki sisi sosial dan berpotensi mengundang, mungkin telah memunculkan keinginan ini melalui pelarangannya.
Untuk memahami kenapa pelarangan ini bisa menyebabkan dorongan besar untuk Metaverse dengan interoperabilitas, kita coba berpikir tentang bagaimana game open world dan game sosial biasanya berfungsi. Pemain memasuki dunia dan sering kali diberikan sejumlah kecil alat atau item, baik yang bersifat kosmetik maupun fungsi dalam game. Mereka kemudian ditawari cara untuk mendapatkan lebih banyak lagi, dengan kelangkaan, fitur estetika, dan utilitas yang lebih besar.
Penawaran ini bisa muncul dalam bentuk loot box, yaitu mekanisme gaya perjudian di mana pemain membeli kotak atau paket untuk mendapatkan kesempatan menerima item langka, atau dengan menyelesaikan misi dan pencapaian dalam game. Item-item ini juga bisa muncul jika menyelesaikan tugas-tugas tertentu atau dengan meramban (foraging) di dunia tersebut. Selain itu, item dan kosmetik dapat dibeli dengan mata uang dalam game atau uang dunia nyata.
Gimanapun cara mendapatkannya, item-item tersebut biasanya membantu membuat dunia tersebut jadi lebih menarik, dan pengalaman para pemain jadi lebih personal dan spesifik. Item yang mereka miliki mungkin enggak sama dengan rekan-rekan mereka, dan cara mereka mendapatkannya mungkin punya arti khusus (walaupun hanya karena mereka menghabiskan uang untuk mendapatkannya). Walaupun semua ini bukan masalah, tapi masalah yang sebenarnya muncul ketika ada sebagian besar game yang enggak mengizinkan pengguna untuk mengambil barang dan memindahkannya ke tempat lain.
Jika seorang pemain tertarik dengan game lain yang bersifat open world dan punya elemen sosial, mereka sering kali harus mempertimbangkan apakah layak menginvestasikan waktu dan uang mereka ke dalam dunia baru tersebut, padahal mereka telah menginvestasikan begitu banyak uang di dunia yang mereka tempati saat ini. Bisa jadi bikin kesal karena harus menimbang-nimbang pilihan seperti itu, terutama ketika bermain game dimaksudkan sebagai hiburan yang menyenangkan di mana kekhawatiran dan kekhawatiran dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan dari pikiran.
Dulu, dunia game berfungsi seperti ini, baik dari sudut pandang ekonomi, karena secara umum diterima oleh komunitas game bahwa developer enggak akan mau repot-repot membuat item mereka dapat diangkut ke luar. Bukan hanya enggak menguntungkan developer, tapi juga karena para pengguna akan bisa pindah ke game saingan dan proses kerja sama dengan tim developer saingan akan ribet. Kolaborasi seperti itu jarang sekali terjadi.
Tapi, begitu blockchain muncul, dan NFT diciptakan, kolaborasi ini jadi lebih nyata dan relevan untuk dibahas. Blockchain membuktikan bahwa mereka dapat saling berhubungan, dan NFT terbukti memiliki kapasitas untuk berpindah dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Jadi, dengan pemikiran tersebut, muncul pertanyaan kenapa barang digital enggak bisa diperlakukan sama.
Pertanyaan tersebut merupakan inti dari interoperabilitas dalam Metaverse. Pemindahan item jadi topik utama karena telah terbukti memungkinkan. Belum lagi jaringan interoperable menunjukkan bahwa beberapa developer siap dan bersedia untuk terhubung dengan jaringan lain. Ini adalah fitur yang sangat diinginkan oleh banyak orang. Dunia game yang tadinya enggan mencoba telah membuat orang punya keinginan besar untuk mendapatkan fitur ini.
Fitur ini memungkinkan layanan buat para pengguna yang menghabiskan waktu lama dalam satu Proyek interoperabilitas Metaverse dan telah mengumpulkan banyak item atau objek, sekarang mereka bisa membawa objek tersebut ke tempat lain, selama itemnya adalah NFT, dan berada dalam Metaverse dengan interoperabilitas. Inilah kenapa penting banget ada standar teknologi dan kode yang diikuti saat membuat jaringan dan aset.
Yang paling penting, dan relevan, adalah bahwa NFT dibuat dengan cara tertentu yang seragam, jadi bisa dipindah-pindah. Untuk jaringan Ethereum, hal ini disebut dengan ERC-721, yaitu sebuah standar yang menetapkan aset digital jadi kode mandiri. Jika blockchain lain mengikuti standar ini, maka itu berarti aset tersebut dapat dipindahkan ke chain tersebut dengan lancar. Inilah sebabnya kenapa Binance Smart Chain adalah salah satu yang mematuhinya. Standar ini diperlukan agar ada interoperabilitas dalam metaverse.
Kebebasan Bergerak
Otonomi untuk mengontrol aset adalah salah satu alasan untuk mengadvokasi interoperabilitas dalam metaverse, tetapi ini hanyalah salah satu bagian dari diskusi yang lebih panjang. Alasan lainnya adalah untuk memastikan kebebasan bergerak yang sesungguhnya bagi pengguna di antara ruang yang berbeda. Karena metaverse adalah lokasi virtual yang imersif (atau kumpulan lokasi), masuk akal jika para pengguna akan berminat untuk mengunjungi tempat-tempat yang berbeda, bahkan yang berada di luar ranah atau jaringan itu sendiri.
Walaupun enggak ada yang menghalangi hal tersebut dalam proyek Metaverse non interoperabilitas, tindakan mengunjungi tempat-tempat berbeda tersebut kemungkinan besar berarti membuat avatar yang baru banget dan meninggalkan semua aset. Ini mungkin bisa diterima oleh mereka yang hanya ingin tahu tentang berbagai ruang yang berbeda, tapi ingat loh, metaverse bukan sekadar tipu muslihat. Ini lebih merupakan perpanjangan dari dunia yang kita tinggali saat ini.
Jadi, seperti halnya orang pergi berlibur ke berbagai negara, membawa pakaian dan harta benda mereka sendiri, masuk akal untuk mengatakan bahwa banyak yang ingin mengunjungi berbagai proyek Metaverse dengan interoperabilitas dengan beberapa harta benda mereka sendiri. Enggak hanya itu, mereka juga mungkin menginginkan avatar yang konsisten supaya mudah dikenali, atau setidaknya untuk mempertahankan citra diri yang sudah dikenal di dalam metaverse.
Jika kamu ingin menggali lebih dalam tentang konsep kebebasan bergerak di metaverse, penting untuk paham banget tentang dampak psikologis dari fitur ini. Identitas dan persepsi diri manusia berhubungan erat dengan kontinuitas dan konsistensi. Kita mempertahankan identitas yang sama dan konsisten di berbagai ruang fisik dalam kehidupan kita - baik di rumah, tempat kerja, pertemuan sosial, atau bahkan negara yang berbeda. Konsep identitas diri yang terus sama ini adalah sesuatu yang diharapkan dan diinginkan oleh kebanyakan pengguna untuk diperluas ke dalam metaverse.
Freedom of movement atau kebebasan bergerak, di mana kamu enggak perlu memulai dari awal dengan avatar dan set item yang unik setiap kali bermain game baru, adalah aspek penting dari interoperabilitas dalam Metaverse. Para pengguna enggak suka memulai dari awal; mereka menginginkan konektivitas yang memungkinkan mereka untuk mengunjungi tempat lain dan berinteraksi dengan orang lain di jaringan yang berbeda, sambil tetap memiliki akses ke item mereka.
Saat ini mungkin memang terdengar sepele karena metaverse masih dalam tahap awal dan banyak orang yang belum bergabung. Tapi, dalam waktu yang enggak terlalu lama lagi, masuk ke metaverse mungkin merupakan aktivitas rutin, ini akan jadi sangat penting. Sebagai contoh, pertimbangkan situasi di mana kamu menghadiri wawancara kerja di metaverse, tapi calon pemberi kerja kamu menggunakan proyek metaverse yang berbeda dengan kamu.
Kamu pasti ingin menampilkan diri kamu secara profesional, ini berarti membutuhkan NFT yang bisa dipakai secara digital. Kamu juga mungkin ingin membawa dokumen atau sumber daya lain untuk mendemonstrasikan keahlian kamu. Jika tidak ada satupun dari kamu yang menggunakan proyek Metaverse dengan interoperabilitas, maka kamu harus memasuki ruangan, mencari pakaian baru, dan menemukan cara lain untuk memamerkan sumber daya kamu, jika itu memungkinkan. Nah, hal seperti ini menciptakan keretakan dan akan membuat kesal kedua belah pihak.
Cara Mencapai Interoperabilitas dalam Metaverse
Untuk mencapai interoperabilitas dalam metaverse membutuhkan pendekatan dua cabang. Satu cabang berfokus pada kebutuhan teknologi dan cabang lainnya pada kebutuhan bisnis dan sosial. Oke, pertama-tama kita lihat aspek teknologi terlebih dahulu, karena akan membantu menjelaskan aspek sosial.
Untuk langkah awalnya, teknologi untuk Metaverse dengan interoperabilitas tentu harus ada. Dulu mungkin hal ini termasuk tantangan yang cukup besar, tapi kemajuan blockchain telah membuat skenario ini jauh lebih mudah dicapai. Saat ini, dua atau lebih jaringan terdesentralisasi sangat bisa terhubung satu sama lain dan berbagi data yang dapat digunakan oleh semua orang. Chain dapat didesain untuk memiliki arsitektur yang serupa, seperti yang dilakukan oleh Polygon dan Ethereum yang bisa melakukan transfer aset.
Hal ini adalah salah satu faktor yang membuat Unstoppable Domains penting dalam bidangnya, platform ini menawarkan domain blockchain yang bisa digunakan di berbagai jaringan. Jika sekelompok developer mau membangun Metaverse dengan interoperabilitas, mereka mungkin ingin menentukan ekosistem mana yang paling cocok, karena jaringan yang membentuk ekosistem sering kali sangat interoperable. Ethereum adalah pilihan yang solid, iya, karena ukurannya, kepopuleran namanya, dan basis developer yang besar.
Polkadot juga termasuk pilihan yang baik, karena para developernya memprioritaskan interoperabilitas sejak awal dan telah menaruh perhatian besar dalam mengelola interaksi tersebut. Kedua ekosistem ini sering kali dibahas pada pembahasan interoperabilitas, tapi ini bukan hanya tentang kedua ekosistem ini saja. Walaupun keduanya saling terhubung dengan baik di dalam jaringan mereka sendiri, ada juga berbagai cara buat jaringan dari latar belakang arsitektur lain untuk berintegrasi.
Para developer berusaha keras untuk menciptakan banyak tool dan infrastruktur agar berbagai blockchain yang beragam dan unik bisa bekerja sama. Sebagian masih dalam tahap awal, tapi ada kemajuan yang signifikan dalam dua tahun terakhir. Kalau hal ini sudah jadi hal yang biasa dan blockchain dapat mengimplementasikan tingkat keseragaman apapun strukturnya, interoperabilitas akan jadi lebih luas.
Beralih ke cabang kedua, Metaverse dengan interoperabilitas yang sukses membutuhkan niat yang didorong oleh bisnis atau setidaknya minat yang termotivasi secara finansial. Alasannya adalah karena banyak yang harus dikerjakan untuk proyek-proyek dengan skala ini dan akibatnya membutuhkan banyak tenaga kerja juga. Pertama-tama, diperlukan developer dan pendiri bisnis yang tertarik dengan ide tersebut.
Selanjutnya, diperlukan cara untuk memberi insentif kepada para pekerja untuk mengembangkannya sesuai yang diinginkan. Opsi paling sederhana mungkin adalah membuat token khusus untuk proyek metaverse tersebut yang bisa meningkatkan nilainya jika proyek berhasil. Ini adalah pendekatan yang diambil oleh beberapa proyek Metaverse dengan interoperabilitas, dengan token mereka berfungsi sebagai mata uang dunia tersebutatau sebagai jenis token governance.
Dalam blockchain tradisional, token governance sering kali dilihat sebagai cara yang malas untuk menambah nilai pada suatu aset, karena banyak orang yang enggak tertarik untuk memberikan suara pada tindakan suatu proyek (terutama jika proyek tersebut kecil, atau proyek yang memecahkan masalah yang relatif mendasar atau sepele). Tapi, token governance metaverse akan berbeda - di sini, governance berarti memiliki kekuatan untuk memengaruhi pedoman dan potensi hukum metaverse. Jelas banget betapa kuatnya kan.
Jika pengguna bisa diyakinkan bahwa ini menguntungkan dan bermanfaat, mereka bisa menciptakan Metaverse dengan interoperabilitas yang menawarkan insentif keuangan, bersama dengan manfaat sosial yang sangat besar bagi pengguna dan penduduk proyek ini. Ini akan jadi situasi yang saling menguntungkan buat semua orang.
Grup Interoperabilitas Metaverse Terbuka
Di dunia digital yang berkembang pesat, beberapa metaverse tertentu sudah ada yang interoperable. Metaverse ini adalah pelopor dalam gelombang baru interaksi digital dan termasuk awal yang menarik untuk hal yang akan datang. Dengan munculnya teknologi Web3 dan meningkatnya jumlah perusahaan tersentralisasi yang aktif mengeksplorasi bidang ini, kebutuhan dan permintaan akan Metaverse dengan interoperabilitas jadi sangat penting.
Walaupun tujuan dari berbagai perusahaan tersentralisasi ini mungkin akan selaras dengan etos open source, rekam jejak historis mereka tentang sistem yang tertutup dan non interoperable memberi bayangan yang mengkhawatirkan tentang perkembangan di masa depan. Ada kekhawatiran di antara para penggemar digital tentang apakah perusahaan-perusahaan ini akan terus mengikuti praktik tradisional mereka yang tertutup, sehingga menghambat potensi virtual universe yang benar-benar saling terhubung.
Untuk menangkal kemungkinan-kemungkinan seperti itu dan mendorong dunia digital yang terbuka dan inklusif, dibentuklah Grup Interoperabilitas Metaverse Terbuka atau Open Metaverse Interoperability Group. Komunitas open source ini bertindak sebagai benteng standar digital yang imersif dan memperjuangkan interkonektivitas. Dilihat dari sudut pandang tertentu, kita dapat menganggap mereka sebagai “kelompok penekan,” yang membantu berbagai batasan agar terhindar dari apa yang mungkin dilakukan dan menantang status quo.
Walaupun begitu, misi mereka lebih dari sekedar aktivisme konvensional. Terdiri dari para developer, profesional industri, dan kreator. Grup Interoperabilitas Metaverse Terbuka enggak cuma membela masa depan tertentu; mereka secara aktif bekerja untuk membangunnya, mengambil langkah untuk mewujudkan masa depan yang mereka bayangkan.
Grup interoperabilitas Metaverse ini bertekad untuk menawarkan kebebasan memilih dan meningkatkan akses di dunia virtual, membuka ruang digital ini untuk semua orang. Tapi, ini hanyalah sebagian kecil dari cita-cita mereka. Visi mereka adalah merangkum spektrum luas area mendesak yang terkait dengan metaverse. Mereka berinvestasi banget dalam perlindungan privasi, inovasi promosi dan insentif, juga pertimbangan keberlanjutan budaya dan ekologi.
Kelompok-kelompok tersebut memainkan peran penting dalam evolusi metaverse, karena mereka membentuk perkembangannya dari sudut pandang ideologis yang penuh semangat. Mereka sangat fokus banget pada kemanusiaan dari metaverse, memastikan bahwa metaverse dipandu oleh praktik dan struktur yang etis.
Tentu saja, seperti namanya, interoperabilitas adalah tujuan utama mereka, yaitu yang membentuk tulang punggung misi mereka, jadi semua ide dan keinginannya mengarah pada hal ini. Tapi, pekerjaan mereka enggak cuma seputar tujuan utama ini saja. Upaya mereka merembet ke berbagai tujuan lain, semuanya saling berhubungan dengan interoperabilitas. Baik secara langsung maupun enggak langsung, semuanya berkaitan dengan etos utama mereka dalam menciptakan metaverse yang saling terhubung dan jadi dasar bagi dunia digital interoperable secara harmonis.
Kesimpulan
Interoperabilitas dalam metaverse bukan cuma sebuah konsep yang menarik, tapi juga merupakan bagian integral dari masa depan digital yang sedang kita tuju dengan cepat. Seiring dengan semakin berkembangnya bidang ini dan semakin canggihnya teknologi, kebutuhan akan proyek metaverse yang dapat saling terhubung jadi semakin penting. Para pengguna yang menginginkan kemampuan untuk memindahkan dan mengangkut aset digital mereka, termasuk avatar mereka, dengan mulus dari satu ruang digital ke ruang digital lainnya, interoperabilitas bisa mewujudkan mimpi mereka dan muncul sebagai pendorong utama dalam evolusi metaverse.
Untuk gambaran yang lebih luasnya, jika metaverse bertujuan untuk berfungsi sebagai perpanjangan dari dunia kita saat ini, maka masuk akal jika kita menginginkan kemampuan untuk membawa harta benda kita saat melintasi lanskap baru ini. Hal ini mencerminkan pengalaman dunia nyata kita, membawa rasa kesinambungan dan keakraban pada ruang digital yang inovatif ini.
Sudah lama orang-orang terpesona dengan dunia virtual. Tapi, ruang-ruang ini, terutama pada masa-masa awal industri game online, sebagian besar telah dipisahkan. Isolasi ini sering menyebabkan frustrasi dan keterbatasan, akhirnya mencetuskan keinginan besar untuk mendapatkan lebih banyak kebebasan dan otonomi. Saat ini, seiring dengan kemajuan teknologi blockchain, impian akan lingkungan digital yang saling terhubung tanpa batas semakin dekat untuk jadi kenyataan.
Dalam sebuah demonstrasi keharmonisan teknologi yang menginspirasi, blockchain seperti Ethereum, Polygon, dan Binance Smart Chain bisa berfungsi bersama dan berbagi sumber daya, sebuah fitur yang juga diharapkan pada metaverse berbasis blockchain. Potensi yang saling berhubungan ini adalah salah satu aspek kunci yang didukung oleh Grup Interoperabilitas Metaverse Terbuka. Dalam visi merekam dari banyak pendukungnya, interoperabilitas dalam metaverse bukan hanya sebuah fitur yang diinginkan - ini adalah elemen penting dari masa depan digital kita, sebuah bagian integral yang harus ada ketika kita mau melangkah maju dalam bidang yang menarik ini.
Konten yang dipublikasikan di situs web ini tidak bertujuan untuk memberikan segala jenis nasihat keuangan, investasi, perdagangan, atau bentuk lain apa pun. BitDegree.org tidak mendukung atau menyarankan Anda membeli, menjual, atau menahan segala jenis cryptocurrency. Sebelum membuat keputusan investasi keuangan, konsultasikan dengan penasihat keuangan Anda.