Poin Penting
- Konsensus Nakamoto adalah mekanisme konsensus yang dirancang untuk menjamin keamanan dan kepercayaan di ekosistem yang terdesentralisasi, dan bagian tak terpisahkan dari blockchain Bitcoin;
- Konsensus Nakamoto toleran terhadap kesalahan, dan blockchain Bitcoin dilengkapi dengan baik untuk menangani data yang salah dan/atau berbahaya;
- Tantangan terbesar Konsensus Nakamoto adalah skalabilitas dan konsumsi energi.
Free Airdrop Season 7 is LIVE! Answer fun questions or do simple tasks to earn rewards from the $30K BitDegree prize pool. Participate Now ! 🔥
Di bidang teknologi, blockchain muncul sebagai konsep transformatif yang menawarkan solusi terdesentralisasi untuk berbagai industri. Inti dari inovasi ini adalah Konsensus Nakamoto. Tapi, apa itu Konsensus Nakamoto dan kenapa konsensus ini sangat relevan saat bahas teknologi blockchain?
Yuk, kita analisis Konsensus Nakamoto secara detail. Jangan khawatir, aku akan sederhanakan semuanya agar mudah dipahami, terlepas dari latar belakang teknis kamu.
Sebagai catatan tambahan, jika kamu ingin menambang Bitcoin, kamu bisa bergabung dengan mining pool di platform tepercaya seperti Binance.

Apakah kamu tahu?
Berlangganan - Kami membuat video baru tentang penjelasan crypto setiap minggu!
Crypto Mining Explained: How to Earn From Mining Bitcoin? (Animated)

Daftar Isi
Apa itu Konsensus Nakamoto?
Apa itu Konsensus Nakamoto? Algoritma Konsensus Nakamoto adalah konsep penting yang menjaga desentralisasi tetap beroperasi.
Penawaran Terakhir yang Aktif Saat Ini:Head to BitDegree Missions, gather as many Bits as possible & claim your stake of the $30,000 Prize Pool! Don't waste your time & start collecting Bits by completing Missions and referring friends.
Untuk memahami apa inti dari algoritma ini, yuk kita bahas mulai dari namanya.
Konsensus Nakamoto pakai nama pencipta misterius (atau kreator) Bitcoin, yang dikenal dengan nama samaran Satoshi Nakamoto.
Tebakan kamu benar: Nakamoto adalah orang (atau kelompok) yang sama yang memperkenalkan kripto pertama yang sukses, yaitu Bitcoin. Tenang saja, aku tidak akan bahas lebih detail tentang misteri identitas Satoshi; itu topik yang bagusnya dibahas secara terpisah.
Yuk kembali ke pertanyaan awal: Apa itu Konsensus Nakamoto?
Intinya, Konsesus Nakamoto adalah algoritma brilian (atau proses yang menetapkan seperangkat aturan untuk pemecahan masalah berbasis komputer) yang memungkinkan berbagai peserta (juga disebut node) di jaringan terdesentralisasi untuk mencapai kesepakatan tanpa harus mempercayai otoritas pusat.
Di sistem tradisional, seperti bank, kita biasanya mempercayai otoritas pusat untuk menjaga keamanan transaksi dan memastikan semuanya berjalan lancar. Tapi, di dunia yang terdesentralisasi, tidak ada otoritas pusat yang bisa diandalkan.
Di konteks ini, Konsensus Nakamoto dibutuhkan perannya. Mekanisme ini bekerja seperti proses pemungutan suara yang demokratis, di mana semua node yang berpartisipasi mencapai konsensus (atau kesepakatan) tentang keadaan blockchain.
Tapi apakah Konsensus Nakamoto toleran terhadap kesalahan?
Jawabannya adalah ya. Dengan bekerja sama, peserta bisa jaga keamanan jaringan, dan data berbahaya akan dikesampingkan.
Singkatnya, algoritma Konsensus Nakamoto layaknya lem yang menyatukan blockchain Bitcoin. Hal ini memungkinkan peserta untuk menyetujui keadaan blockchain tanpa bergantung ke otoritas pusat, dan konsensus ini penting untuk mengamankan jaringan.
Model konsensus Bitcoin adalah perintis sistem Byzantine Fault Tolerant (konsep ini akan aku jelaskan lebih lanjut di sub-bab berikutnya) yang disokong skalabilitas organik. Konsensus ini adalah pelopor untuk kripto lain yang kini mengadopsi model konsensus lain untuk menjalankan protokolnya.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Setelah kamu tahu apa itu Konsensus Nakamoto, yuk kita bahas tentang cara kerja algoritma Konsensus Nakamoto.
Coba bayangkan teman-teman kamu sedang memilih film mana yang akan ditonton. Mereka ingin menyepakati satu film, tapi setiap orang tentu punya favoritnya masing-masing. Bagaimana cara mereka mencapai konsensus? Ya, betul bisa jadi mereka akan milih opsi dengan suara terbanyak.
Di Konsensus Nakamoto, jaringan komputer yang juga dikenal dengan node akan mengupayakan hal yang sama untuk menyepakati blok berikutnya di blockchain.
Pertama, yuk kita uraikan apa itu blok.
Di dunia blockchain, data dikelompokkan menjadi beberapa blok, dan setiap blok berisi daftar transaksi. Transaksi ini bisa berupa apa saja, mulai dari pengiriman kripto seperti Bitcoin hingga penyimpanan informasi berharga di blockchain. Tentunya kita tidak ingin siapa pun mengacak-acak blok ini, jadi kita memerlukan cara untuk mengamankannya.
Di sinilah algoritma Konsensus Nakamoto berperan. Algoritma ini memastikan kalau semua orang di jaringan sudah menyetujui rangkaian transaksi yang sama untuk dimasukkan ke blok berikutnya.
Node-node di jaringan bersaing untuk menciptakan blok transaksi berikutnya. Hal ini dilakukan dengan memecahkan teka-teki matematika yang rumit, mirip seperti tantangan Sudoku. Proses ini disebut mining. Node pertama yang memecahkan teka-teki berhak untuk membuat blok baru.
Konsep pemecahan teka-teki di mining disebut Proof-of-Work. PoW membutuhkan banyak daya komputasi, yang berarti node perlu melakukan upaya serius untuk mendapatkan peluang menang.
Proses ini tidak hanya mengamankan blok tapi juga mempersulit siapa saja yang ingin mengubah konten blok setelah ditambahkan ke blockchain. Makanya, blockchain sering disebut “immutable” yang artinya hampir mustahil untuk mengubah transaksi di masa lalu.
Setelah node berhasil menambang blok, node tadi akan menyiarkannya ke seluruh jaringan. Node lain lalu memverifikasi validitas blok baru dan transaksinya. Jika semua beres, node akan menambahkan blok baru ke salinan blockchain-nya. Dengan cara ini, konsensus tercapai karena semua orang menyetujui urutan transaksi yang terjadi.
Terkadang, beberapa node berhasil menambang satu blok secara bersamaan, sehingga node bisa menghasilkan fork sementara dan beberapa versi blockchain.
Tapi, Konsensus Nakamoto punya aturan sederhana: node harus selalu mengikuti rantai terpanjang. Jika rantai yang lebih panjang muncul dengan lebih banyak blok, node akan beralih ke rantai tersebut dan mengacuhkan rantai yang lebih pendek. Ketentuan ini memastikan adanya satu versi blockchain yang disepakati.
Kenapa Konsensus Nakamoto toleran terhadap kesalahan? Atau kenapa bisa disebut sistem Byzantine Fault Tolerant (BFT)?
Hal ini karena Konsensus Nakamoto dirancang untuk berfungsi secara efektif dan aman bahkan ketika ada node yang salah atau berbahaya di dalam jaringan.
Dalam konteks sistem terdistribusi, seperti jaringan blockchain, Byzantine Generals' Problem adalah tantangan mencapai konsensus di hadapan node yang tidak bisa diandalkan atau berbahaya. Node yang salah ini mungkin mengirimkan informasi yang bertentangan, mencoba mengganggu proses konsensus, atau berperilaku tidak terduga.
Konsensus Nakamoto mengatasi masalah ini dengan menggunakan mekanisme Proof-of-Work sebagai cara untuk membuat versi tunggal blockchain yang disepakati[1].
Ketika node berhasil menambang blok dan menyiarkannya ke jaringan, node lain memverifikasi validitas blok tadi sebelum menambahkannya ke salinan blockchain mereka. Proses verifikasi ini memastikan bahwa hanya transaksi sah yang bisa dimasukkan ke dalam blockchain.
Dengan mewajibkan mayoritas node di jaringan untuk menyepakati rantai terpanjang, Konsensus Nakamoto memitigasi risiko potensi forking yang disebabkan oleh proses mining beberapa blok secara bersamaan. Di kasus seperti ini, jaringan secara otomatis akan menyatu di rantai yang terpanjang, dan membuang rantai yang lebih pendek dan memastikan konsistensi di seluruh jaringan.
Kekuatan Konsensus Nakamoto untuk Kesalahan Bizantium bisa dicapai karena kekuatan komputasi dan insentif ekonomi yang terlibat di dalam proses Proof-of-Work.
Upaya komputasi besar-besaran yang diperlukan untuk mining membuat node dengan niat jahat tidak praktis secara ekonomi untuk mengendalikan sebagian besar daya komputasi jaringan. Upaya untuk mengganggu jaringan memerlukan sumber daya yang sangat besar, sehingga serangan seperti itu tidak rasional secara ekonomi.
Penting untuk dicatat, meski Konsensus Nakamoto adalah sistem BFT, sistem ini memberikan finalitas probabilistik dibanding kepastian absolut[2].
Di konteks jaringan blockchain seperti Bitcoin, setelah blok tertumpuk di bawah beberapa blok berikutnya, kemungkinan blok tersebut akan dikembalikan atau diubah sehingga berkurang secara signifikan dan membuat sistem menjadi sangat aman dan andal.
Jika kamu ingin tahu lebih banyak, pastikan untuk baca dokumen versi asli PDF Konsensus Nakamoto[3].
Insentif untuk Miner
Jaringan blockchain tidak punya otoritas pusat. Jadi, bagaimana toleransi kesalahan Konsensus Nakamoto berlaku? Bagaimana kita memastikan ada pihak yang ingin menipu dan merusak sistem?
Di konteks sinilah peran insentif dibutuhkan.
Konsensus Nakamoto dengan cerdik menyelaraskan kepentingan semua peserta dengan memberi penghargaan ke perilaku baik dan membatasi gerak perilaku buruk. Hal ini seperti yang terjadi di dongeng wortel dan tongkat, tapi di sini kita tidak punya keledai, kita punya miner.
Miner adalah tulang punggung jaringan blockchain Bitcoin. Mereka bekerja keras untuk menjadikan jaringan aman dan terjamin. Yuk, kita pahami bagaimana insentif bisa bikin miner tetap jujur dan berdedikasi.
Pertama, yuk kita bahas tentang wortel. Apa yang dilakukan Konsensus Nakamoto untuk kasih insentif ke miner supaya mau mendedikasikan sumber daya mereka?
Miner termotivasi untuk mengikuti peraturan dan menjaga integritas blockchain karena setiap kali mereka berhasil menambahkan blok baru ke rantai, mereka akan diizinkan untuk mencetak koin baru dan memungut biaya transaksi. Hal ini seperti mendapat sedikit bonus karena menjadi pemain terampil di dalam sistem.
Tentu saja ada hambatannya, yaitu rasa takut kalah. Bagaimana prosedur Konsensus Nakamoto memerangi aktivitas jahat?
Di jaringan yang terdesentralisasi, tidak ada yang bisa menyelamatkan kamu jika kamu berbuat curang atau berperilaku buruk. Jika miner mencoba melakukan tindakan jahat, seperti menambahkan transaksi yang tidak valid atau mencoba membelanjakan koinnya dua kali lipat, seluruh jaringan akan segera menolak pemblokiran mereka.
Inilah alasannya: Konsensus Nakamoto sangat bergantung dengan aturan rantai terpanjang yang baru saja kamu pelajari.
Ketika miner membuat blok di saat yang sama, jaringan akan menerima rantai dengan akumulasi pekerjaan terbanyak, kan? Jadi, untuk membuat rantai yang lebih panjang, miner harus mengulang semua pekerjaan blok sebelumnya, yang secara praktis tidak mungkin dan mahal secara komputasi.
Singkatnya, miner harus bermain sesuai aturan dan rutin menambah blok ke rantai yang valid.
Persaingan antar miner membuat sistem ini aman dan andal. Miner terus bekerja keras untuk menemukan blok berikutnya karena mereka tahu itulah satu-satunya cara untuk mendapatkan hadiah berharga. Perlombaan kompetitif ini memastikan jaringan tetap kuat dan tahan terhadap serangan.
Berapa banyak yang bisa dikantongi miner? Poin menariknya adalah hadiah blok Bitcoin dimulai dari 50 BTC. Dulu, BTC hanya bernilai satu sen. Saat artikel ini ditulis, hadiah bloknya adalah 6,25 BTC. Tapi karena adanya proses halving, ketentuan hadiah ini akan segera berkurang menjadi 3.125 BTC (lihat hitungan mundur Halving Bitcoin).
Meski begitu, insentif di Konsensus Nakamoto menciptakan keselarasan yang stabil di mana kepentingan masing-masing peserta mendorong kemajuan keseluruhan sistem. Miner mengamankan jaringan, pengguna mendapatkan platform yang bisa dipercaya dan terdesentralisasi, dan teknologi blockchain terus merevolusi berbagai industri.
Pro dan Kontra
Sama seperti solusi lainnya, model konsensus ini punya kelebihan dan kekurangan. Lalu, apa yang ditawarkan Konsensus Nakamoto, dan tantangan apa saja yang ditimbulkannya?
Pro
- Keamanan. Salah satu kekuatan utama Konsensus Nakamoto adalah model keamanannya yang kuat. Lewat proses mining, konsensus memastikan bahwa hanya node jujur yang punya kendali atas jaringan. Hal ini mempersulit pelaku kejahatan untuk merusak data atau melakukan aktivitas penipuan.
- Desentralisasi. Konsensus Nakamoto adalah tentang desentralisasi. Tidak ada otoritas pusat yang bisa mengendalikannya. Malah, kekuatan pengambilan keputusan tersebar di seluruh node jaringan, sehingga menciptakan lingkungan yang trustless. Artinya, tidak ada satu entitas pun yang punya kekuasaan untuk memonopoli atau memanipulasi sistem, serta mengedepankan keadilan dan keterbukaan.
- Imutabilitas. Setelah data ditambah ke blockchain dengan Konsensus Nakamoto, data tadi secara praktis tidak bisa diubah. Karena setiap blok akan terhubung secara kriptografis dengan blok sebelumnya, dan tindakan mengubah informasi masa lalu memerlukan sumber daya komputasi yang sangat besar. Hal ini memberi pengguna tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap integritas data.
- Insentif. Miner, pihak yang memelihara blockchain, diberi imbalan dalam bentuk Bitcoin. Mekanisme insentif ini menjaga jaringan agar tetap aman dan berjalan lancar, karena miner termotivasi untuk bertindak demi kepentingan terbaik sistem supaya bisa dapat koin digital.
Kontra
- Skalabilitas. Meski Konsensus Nakamoto banyak manfaatnya, Konsensus Nakamoto punya tantangan dalam hal skalabilitas. Semakin banyak pengguna yang tergabung di jaringan, jumlah transaksi akan meningkat, dan jaringan memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai konsensus. Hal ini bisa menyebabkan waktu transaksi lebih lambat dan biayanya jadi lebih tinggi[4].
- Konsumsi energi. Mining memerlukan daya komputasi energi yang besar. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang dampak lingkungan dari jaringan blockchain yang mengandalkan proses Proof-of-Work karena konsumsi listriknya bisa sangat tinggi.
- Risiko Serangan 51%. Meski Konsensus Nakamoto mempersulit pelaku kejahatan untuk mengontrol jaringan, kemungkinan serangan 51% tetap menghantui. Jika satu entitas atau grup mengendalikan lebih dari 50% kekuatan mining jaringan, mereka berpotensi memanipulasi transaksi dan mengganggu integritas sistem.
- Kecenderungan Sentralisasi. Ironisnya, seiring berkembangnya jaringan blockchain, muncul risiko sentralisasi di aktivitas mining. Mining pool yang besar bisa memusatkan kekuatan yang signifikan, yang berpotensi mengarah ke situasi di mana beberapa entitas dapat mengendalikan sebagian besar jaringan.
Kesimpulannya, Konsensus Nakamoto tidak diragukan lagi sudah merevolusi cara kita berpikir tentang kepercayaan dan desentralisasi di dunia digital. Keamanan, kekekalan, dan mekanisme insentifnya menjadikannya tulang punggung banyak sistem blockchain.
Tapi, tantangan terkait skalabilitas, konsumsi energi, serangan 51%, dan kecenderungan sentralisasi memerlukan penelitian dan inovasi berkelanjutan untuk bisa diatasi.
Seiring berkembangnya teknologi blockchain, keseimbangan antara kelebihan dan kekurangan ini akan sangat penting untuk keberhasilannya yang berkelanjutan.
Penerapan Konsensus Nakamoto di Dunia Nyata
Saat ada yang bertanya, "Apa itu Konsensus Nakamoto?" kita biasanya memikirkan hubungannya dengan Bitcoin, kripto paling populer dan dikenal secara luas. Tapi, sudah tahu belum kalau mekanisme konsensus yang cerdik ini punya penerapan yang luas selain Bitcoin?
Dengan mengatasi Masalah Jenderal Bizantium dengan kerangka kerja permissionless, Satoshi menetapkan model konsensus serbaguna yang bisa diterapkan di beragam aplikasi.
Analisis Konsensus Nakamoto menjadi aspek penting dalam pengembangan blockchain dan peningkatan protokol. Dengan begitu, hal ini membuka jalan untuk pengembangan berbagai algoritme konsensus, seperti Proof-of-Work (PoW), Proof-of-Stake (PoS), dan lainnya.
Dengan kata lain, Konsensus Nakamoto adalah pelopor komunitas blockchain dan kripto yang luas saat ini.
Lalu, apa kontribusi Konsensus Nakamoto (selain Bitcoin)?
Keuangan Terdesentralisasi (DeFi)
DeFi adalah salah satu kisah sukses paling signifikan di dunia blockchain, dan Konsensus Nakamoto adalah kuncinya. Platform DeFi, seperti protokol peminjaman, bursa terdesentralisasi, dan platform yield farming, bisa mengandalkan Konsensus Nakamoto untuk mengamankan transaksi dan memvalidasi status jaringan.
Pengguna bisa berpartisipasi di DeFi tanpa perantara, berkat sifat Konsensus Nakamoto yang trustless. Desentralisasi ini mendorong adanya inklusi keuangan, menghilangkan satu titik kegagalan, dan mendorong transparansi di dalam ekosistem keuangan.
Manajemen Rantai Persediaan
Mengelola rantai pasokan bisa menjadi tugas yang berat, terutama mengingat kompleksitas trading global dan produk palsu. Lantas, apa yang bisa dilakukan Konsensus Nakamoto untuk membantu mengatasi masalah ini?
Konsensus Nakamoto bisa digunakan untuk membangun solusi rantai pasokan berbasis blockchain yang bisa meningkatkan transparansi dan ketertelusuran. Perusahaan bisa mencatat setiap langkah perjalanan produk di blockchain, mulai dari produksi hingga pengiriman, sehingga memudahkan verifikasi keaslian dan asal usul barang.
Hal ini bisa bantu memerangi pemalsuan dan memastikan bahwa produk sudah memenuhi standar kualitas, sekaligus mengurangi ketergantungan ke entitas terpusat untuk mengawasi rantai pasokan.
Pemungutan Suara dan Tata Kelola
Konsensus Nakamoto juga diterapkan di sistem pemungutan suara dan tata kelola. Dengan menggunakan teknologi blockchain dan Konsensus Nakamoto, proses pemungutan suara bisa dibuat lebih aman, transparan, dan tahan terhadap gangguan.
Platform pemungutan suara yang terdesentralisasi memungkinkan individu untuk memberi suara langsung di blockchain, dan mekanisme konsensus memastikan hasilnya dicatat secara akurat dan tidak bisa diubah.
Hal ini berpotensi merevolusi demokrasi dan pemerintahan dengan mempermudah warga negara untuk berpartisipasi di dalam proses pengambilan keputusan.
Perlindungan Kekayaan Intelektual dan Hak Cipta
Melindungi kekayaan intelektual dan hak cipta bisa jadi tugas yang menantang di era digital. Di konteks ini, apa yang bisa dilakukan Konsensus Nakamoto?
Konsensus Nakamoto bisa dimanfaatkan untuk menciptakan platform hak cipta terdesentralisasi yang memungkinkan kreator mendaftarkan karyanya di blockchain dan memberikan catatan kepemilikan dan tanggal pembuatan yang tidak bisa diubah.
Hal ini sangat penting untuk menyelesaikan perselisihan perihal hak kekayaan intelektual dan memastikan kompensasi yang adil untuk setiap kreator.
Secara keseluruhan, pertanyaan apa itu Konsensus Nakamoto tidak bisa dijawab dengan “mekanisme konsensus Bitcoin” yang sederhana, karena pembahasannya lebih dari itu. Konsensus Nakamoto membuka banyak kemungkinan untuk aplikasi yang aman dan terdesentralisasi.
Programmer dan developer terus menyempurnakan pemahaman tentang analisis Konsensus Nakamoto untuk membangun platform blockchain yang lebih tangguh.
Dari DeFi hingga perlindungan kekayaan intelektual, Konsensus Nakamoto adalah hidangan utama dari banyak inovasi. Kemampuannya untuk mengamankan kepercayaan dalam jaringan terdesentralisasi menjadikannya sebagai gebrakan di teknologi blockchain, mengubah berbagai industri dan membuka jalan menuju masa depan yang lebih transparan dan inklusif.
Mekanisme Konsensus Lain
Kamu sudah tahu apa itu Konsensus Nakamoto dan pentingnya menjaga kepercayaan di sistem desentralisasi, yuk sekarang kita bahas sedikit tentang mekanisme konsensus lain secara keseluruhan.
Seperti yang sudah kamu ketahui, mekanisme konsensus adalah tulang punggung di setiap teknologi blockchain. Konsensus layaknya wasit di dalam permainan bola basket, yang bertugas memastikan semua orang di tim menyetujui skor dan peraturannya.
Ada beberapa jenis mekanisme konsensus, yang masing-masing punya pendekatan unik untuk mencapai kesepakatan. Yuk, kita bahas tiga mekanisme konsensus yang paling populer:
Proof-of-Work (PoW)
Proof-of-Work memang sangat klasik... aku yakin kamu sudah tahu cara kerjanya – miner bersaing untuk memecahkan teka-teki matematika yang rumit. Orang pertama yang menemukan solusinya harus menambahkan blok transaksi berikutnya ke blockchain.
Proses ini memerlukan banyak daya komputasi, sehingga terasa menantang dan cukup memakan waktu. Tapi, konsensus ini aman karena pelaku kejahatan perlu mengendalikan lebih dari separuh kekuatan komputasi jaringan (serangan 51%) untuk bisa merusak blockchain, dan hal ini bukanlah tindakan yang mudah.
Perlu diingat, meski banyak yang menyatakan kalau Konsensus Nakamoto sama dengan konsensus Proof-of-Work, tapi kenyataannya tidak begitu. Konsensus Nakamoto menggabungkan proses Proof-of-Work, tapi juga mencakup mekanisme lain, seperti aturan rantai terpanjang.
Proof-of-Work awalnya bukan konsensus, melainkan mekanisme untuk memilih produsen blok berikutnya. Dengan begitu, bisa dikatakan kalau PoW sebagai konsensus yang berasal dari Konsensus Nakamoto karena Konsensus Nakamoto memasukkan proses PoW, tapi keduanya bukan satu kesatuan.

Apakah kamu tahu?
Berlangganan - Kami membuat video baru tentang penjelasan crypto setiap minggu!
What is NEO in Crypto? Chinese Ethereum Explained (ANIMATED)

Proof-of-Stake (PoS)
Jika kamu lagi cari mekanisme konsensus, kamu pasti akan ketemu Proof-of-Stake, yaitu alternatif PoW yang lebih ramah lingkungan. Di PoS, validator (mirip dengan miner) dipilih untuk membuat blok baru berdasarkan jumlah koin yang mereka “staking” atau kunci sebagai jaminan. Semakin banyak koin yang mereka staking, semakin tinggi peluang mereka untuk terpilih.
PoS tidak bergantung pada pemecahan teka-teki, sehingga dinilai lebih hemat energi. PoS mengerahkan peserta untuk bermain sesuai aturan, karena tindakan jahat bisa menyebabkan hilangnya koin yang mereka staking.
Cari tahu lebih lanjut tentang perbedaan antara PoW dan PoS di Handbook Crypto 101 BitDegree.

- Biaya trading sangat rendah
- Fungsionalitas luar biasa
- Aplikasi trading seluler
- Biaya trading yang sangat kompetitif
- Aplikasi seluler yang intuitif
- Tersedia hingga 100X leverage

- Platform bursa kripto yang sangat terkenal
- Lebih dari 900 crypto tersedia untuk trading
- Tersedia berbagai jenis trading
- Tersedia lebih dari 900 jenis kripto
- Keamanan kuat
- Biaya penarikan rendah

- Menerima mata uang fiat
- Mudah digunakan
- Hanya menerima kripto paling tepercaya
- Platform bursa crypto pionir
- Terbaik untuk investor pemula
- Menerima mata uang fiat
Delegated Proof-of-Stake (DPoS)
Delegated Proof-of-Stake adalah iterasi dari PoS. Di DPoS, pemangku kepentingan punya beberapa delegasi untuk bertindak atas nama mereka. Delegasi ini bertanggung jawab untuk memvalidasi transaksi dan memproduksi blok.
Dampak terbesarnya adalah pemangku kepentingan bisa memberhentikan delegasi jika mereka berperilaku tidak baik. DPoS bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan skalabilitas dengan mengurangi jumlah peserta yang bertanggung jawab untuk mencapai konsensus.
Selesai! Itulah ikhtisar singkat tiga mekanisme konsensus utama yang semakin mengembangkan dunia blockchain.
Selain yang disebutkan di atas, ada banyak cara lain untuk mencapai konsensus, seperti Proof-of-Authority (PoA), Proof-of-Importance (PoI), Proof-of-Burn (PoB), Proof-of-Reputation (PoR), dan berbagai hibrida yang menggabungkan mekanisme konsensus dengan cara yang unik.
Seiring dengan berkembangnya teknologi blockchain, mekanisme konsensus baru pun bermunculan, setiap mekanisme disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan dan tantangan spesifik. Memahami mekanisme konsensus sangat penting untuk memahami cara kerja sistem blockchain dan menghargai keamanan dan desentralisasinya.
Kesimpulan
Jadi, apa itu Konsensus Nakamoto? aku harap kamu sudah tahu cara menjawab pertanyaan itu dengan percaya diri. Intinya, Konsensus Nakamoto adalah inovasi yang memulai pengembangan mekanisme konsensus blockchain lain, sehingga tidak bisa dianggap remeh.
Konsep yang diambil dari nama pencipta misterius Bitcoin sudah ini menjadi tulang punggung banyak kripto dan sistem blockchain lain. Kekuatannya terletak pada fakta kalau Konsensus Nakamoto menjamin keamanan, imutabilitas, dan kepercayaan dalam lingkungan trustless, seperti yang terlihat jelas di versi asli Nakamoto Consensus PDF.
Meski Konsensus Nakamoto dan mekanisme konsensus lain berfungsi untuk memastikan keamanan dan kepercayaan, pastikan untuk memilih bursa yang punya reputasi baik seperti Binance, KuCoin, atau Kraken untuk perjalanan trading kamu. Ketiga bursa ini juga berupaya membuat dunia kripto aman dan bisa dipercaya.
Konten yang dipublikasikan di situs web ini tidak bertujuan untuk memberikan segala jenis nasihat keuangan, investasi, perdagangan, atau bentuk lain apa pun. BitDegree.org tidak mendukung atau menyarankan Anda membeli, menjual, atau menahan segala jenis cryptocurrency. Sebelum membuat keputusan investasi keuangan, konsultasikan dengan penasihat keuangan Anda.
Referensi Ilmiah
1. N. Stifter, A. Judmayer, P. Schindler, A. Zamyatin, E. Weippl: 'Agreement with Satoshi – On the Formalization of Nakamoto Consensus';
2. L. Ren: 'Analysis of Nakamoto Consensus';
3. S. Nakamoto: 'Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System';
4. N. Sohrabi, Z. Tari: 'On The Scalability of Blockchain Systems'.