Apa itu Blockchain 2.0?
Ayo cari tahu arti Blockchain 2.0, definisi dalam crypto, apa itu Blockchain 2.0, dan semua fakta detailnya.
Blockchain 1.0 hanya berkaitan dengan mata uang kripto dan sistem desentralisasi, sedangkan blockchain 2.0 didasarkan pada gagasan pertukaran nilai dengan penerapan sistem yang terdesentralisasi.
Karena pengaruh teknologi Blockchain 2.0, mata uang kripto semakin berkembang pesat. Selain itu, penambang kripto bisa memperoleh manfaat dari beragam pilihan. Secara spesifik, Ethereum memiliki nilai pasar kripto sekitar 10%, sedangkan Bitcoin menguasai sekitar 40-50% pasar kripto. Secara umum, setiap mata uang yang memiliki visi dan misi yang unik mampu menjaring minat pasar dengan lebih mudah.
Informasi yang dikumpulkan di aplikasi blockchain 2.0 haruslah benar dan divalidasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Informasi sensitif tersebut juga kemungkinan diminta oleh otoritas lokal untuk mendapatkan konfirmasi bahwa semua peraturan dan persyaratan yang relevan telah dipenuhi.
Tidak mengherankan bahwa Bitcoin adalah teknologi blockchain yang paling banyak digunakan. Ledger terdesentralisasi, sering dikenal sebagai blockchain mata uang kripto, menggunakan Bitcoin untuk mempertahankan transaksi di dalam sistemnya.
Selain itu, frasa "blockchain 2.0" dapat membedakan Bitcoin sebagai aset blockchain dan sebagai sistem konsensus yang terdistribusi. Hal ini memungkinkan kegunaan on-chain yang fleksibel dan fitur yang dapat dikembangkan. Blockchain 2.0 berhasil memperluas kemampuan teknologi ini untuk mendukung desentralisasi pasar, dan memungkinkan penukaran berbagai jenis aset:
- Sertifikat
- Hak
- Real estat, kekayaan intelektual, mobil, dan karya seni
Satoshi Nakamoto, sang penemu Bitcoin, menyiapkan semua rancangan yang persis seperti sekarang. Secara spesifik, Nakamoto tidak membayangkan blockchain hanya terbatas pada Bitcoin. Oleh karena itu, perkiraan bahwa teknologi blockchain dapat mengubah operasi pembayaran mulai diinisiasi pada tahun 2010.
Kontrak pintar merupakan perjanjian di dalam baris kode yang disediakan oleh teknologi blockchain. Kode-kode ini dapat dimasukkan sebagai komponen input di dalam program blockchain 2.0. Kontrak pintar memungkinkan kerja sama antara dua entitas atau lebih. Meski belum saling bertatap muka, kedua entitas tersebut bisa terlibat dalam suatu kesepakatan tanpa curiga karena sistem blockchain diyakini sebagai basis data yang tidak dapat dicurangi.
Kontrak pintar juga dapat dianggap sebagai protokol komputer yang digunakan untuk menyederhanakan, memverifikasi, atau menegakkan negosiasi kontrak secara digital. Transaksi jaringan dilakukan dalam kontrak pintar, yang secara otomatis diproses dan diimplementasikan oleh sistem blockchain. Dengan begitu, setelah transaksi terjadi antara dua node atau lebih, fungsi tertentu kemudian mengaktifkan kontrak pintar, dan prosedur pun dimulai.
Dulu, permintaan untuk koneksi fisik adalah suatu keharusan. Namun, dewasa ini, semua itu tidak perlu lagi karena kita sudah bergerak lebih dekat dengan aplikasi blockchain 2.0. Satu langkah mudah yang dapat kamu lakukan adalah membuat pendaftaran berbasis blockchain di server atau menulis kontrak cerdas yang akan didokumentasikan sebagai transaksi di aplikasi blockchain.
Coba pikirkan, memverifikasi kepemilikan properti jauh lebih rumit di dunia nyata daripada menggunakan sistem blockchain.
Hal ini membuktikan bahwa blockchain bisa sangat membantu meringankan banyak masalah kehidupan di dunia nyata.