🔥$100K Hit! Where Will Bitcoin Go Next? Find Out Live!
Bab 7:  Trading & Investasi
Jul 07, 2023 |
diperbarui: Mar 22, 2024

IDO vs ICO vs IEO: Mana yang Terbaik?

Fakta Menarik:
Apakah kamu tahu bahwa di dunia crypto, ICO, IDO, dan IEO adalah metode-metode pengumpulan dana untuk pengembangan proyek crypto baru?
sedang
8 menit

Di bagian ini, kita akan membahas konsep IDO vs ICO vs IEO!

Bagi pemula, semuanya memiliki arti yang sama - semuanya membingungkan. Untuk apa sih singkatan-singkatan ini? Di bagian sebelumnya, saya membahas berbagai elemen DeFi, seperti blockchain, dApp, dan bursa crypto. Di postingan ini, saya akan berkonsentrasi pada berapa perusahaan dan proyek DeFi. Di banyak kasus, proyek tersebut merujuk ke ICO, IEO, atau IDO!

Seperti yang akan kamu pahami, ketiganya memberikan manfaat yang berbeda-beda, dan kelemahan tersendiri. Ketiga program ini adalah sumber perdebatan karena tidak ada jawaban yang benar tentang mana yang merupakan cara terbaik untuk menggalang modal dan memulai proyek DeFi.

Di bagian ini, kita akan mendefinisikan dan mendiskusikan IDO vs ICO vs IEO. Secara spesifik, kita akan membahas tentang apa arti dari setiap istilah ini, apa tujuannya, kapan dan mengapa program tersebut dibuat, serta apa peran ketiganya di dalam lingkup dunia DeFi yang luas.

Mari kita langsung bahas tentang perbandingan ICO vs IDO!

ICO vs IDO vs IEO: Which One's the Best? (Easily Explained)

Video Penjelasan

Video Penjelasan: IDO vs ICO vs IEO: Mana yang Terbaik?

Tidak suka membaca? Tonton video penjelasan 'IDO vs ICO vs IEO: Mana yang Terbaik?'.

Apa itu ICO?

Kita mulai pembahasan ini dengan menjawab pertanyaan, “apa itu ICO?”. Intinya, ICO disingkat sebagai “Penawaran Koin Awal”.

IDO vs ICO: Penawaran Koin Awal.

Untuk memahami perannya, pertimbangkan contoh ini. ini akan memberi kamu lebih dari sekadar definisi teoretis kering dari istilah ini:

Sekarang tahun 2014, dan Mark baru berusia 19 tahun. Mark adalah pria yang brilian dan menjanjikan ide-ide revolusioner yang muncul di benaknya. Dia mengamati dunia crypto dengan cermat dan melihat potensi yang dimiliki Bitcoin, serta betapa pentingnya dampak blockchain untuk dunia.

Mark memahami bahwa Bitcoin menawarkan pendekatan baru yang radikal terhadap uang dan memiliki gagasan tersendiri mengenai sistem moneter internasional yang ideal. Bitcoin adalah inovasi yang mengubah sistem pembayaran terdesentralisasi dan Mark bertekad untuk mengembalikan kekuasan atas uang dan informasi kepada setiap individu.

Mark adalah orang yang cerdas. Dia menyadari bahwa arsitektur desentralisasi inti Bitcoin, yaitu teknologi blockchain, bisa menjadi alat yang sangat canggih untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Mulai dari aplikasi keuangan, game, atau penyimpanan data, blockchain dapat digunakan untuk mengubah dunia seperti yang kita inginkan.

Oke, jadi Mark punya ide cemerlang. Nah, untuk mewujudkannya, dia membutuhkan tim yang kuat, dan… uang. Uang yang banyak. Dari mana dia mendapatkannya? Tentu lewat penggalangan dana, yang pastinya ada kaitannya dengan crypto. Lalu, Mark mengatur proses ICO, Penawaran Koin Awal, dengan harapan dapat menarik perhatian investor. Semuanya berjalan sesuai rencana dan Mark mendapatkan US$18 juta.

Jika kamu merasa ceritanya sangat familiar… kisah ini memang terjadi, dan semua yang ada di sini benar adanya. Tapi, nama asli Mark bukanlah Mark, melainkan Vitalik Buterin, yang memiliki ide untuk memperluas aplikasi praktis teknologi blockchain pada tahun 2014, dan berkat ICO yang diatur dengan baik, akhirnya Ethereum pun tercipta.

Intinya, ICO di crypto adalah metode penggalangan dana untuk startup crypto. Tapi bagaimana penerapannya dalam kehidupan nyata?

IDO vs ICO: Bagaiman proses ICO?

Pengadaan ICO biasanya dilakukan lewat beberapa tahapan. Pertama-tama, perusahaan menyiapkan whitepaper. Whitepaper adalah dokumen resmi yang menyatakan visi, misi, deskripsi teknis proyek, dan pernyataan persuasif untuk meyakinkan bahwa proyek tersebut layak diwujudukan.

Setelah whitepaper selesai, tim proyek mulai mencari calon investor. Mereka mengirimkan whitepaper, menyampaikan gagasab, dan mencoba meyakinkan investor untuk mendukung proyek tersebut.

Setelah tim proyek menemukan investor, proses inti 'penawaran koin' sedang berlangsung. Startup mengeluarkan token buatan mereka, dan menjualnya kepada investor.

Poin membuat konsep crypto ICO menarik adalah; jika perusahaan berhasil mencapai tujuan yang diusung proyek, token asli diharapkan akan meningkat nilainya, sehingga memungkinkan investor mendapat untung dari koin yang diperoleh selama ICO.

IDO vs ICO: Bom ICO.

Berikut adalah beberapa ICO lain yang berkontribusi pada popularitas penggalangan dana ICO. Pada 2017, Binance Coin mengumpulkan US$15 juta. Pada tahun yang sama, Chainlink, jaringan oracle terdesentralisasi, mengumpulkan US$32 juta melalui ICO.

Seperti yang kamu pahami, jumlah dana yang dikucurkan sangatlah fantastis. Sejauh ini, belum ada yang mendekati ICO yang diadakan oleh EOS, protokol blockchain, yang mengumpulkan lebih dari US$4 miliar pada tahun 2018.

Tentu saja, kisah sukses seperti itu menginspirasi banyak orang. Tahun 2017 dikenal sebagai tahun "bom ICO". Selama tahun ini, lebih dari 4.000 ICO diselenggarakan, dan US$22 miliar berhasil dikumpulkan! Pengamat crypto merasakan bahwa ICO adalah media tambang emas baru, dan semua orang berbondong-bondong untuk menguangkan tren baru ini.

Sayangnya, bukan hanya orang jujur dan pekerja keras yang memanfaatkan kesempatan ini. Penipu juga ikut serta dengan cara mengorganisir pencurian terselubung dalam bentuk ICO.

IDO vs ICO: Skema Ponzi.

Bitconnect meluncurkan ICO pada tahun 2016, dan berhasil mengumpulkan US$2,5 juta dengan menjual token BCC ke investor yang mudah tertipu. Pincoin adalah contoh lain dari bentuk tipu daya ICO yang merusak reputasi dunia crypto.

Tim proyek Pincoin menjanjikan keuntungan yang tinggi kepada investor sebagai bentuk imbalan karena sudah membeli token Pincoin. Namun, kebanyakan orang sudah merasa bahwa ICO Pincoin hanyalah skema Ponzi yang dikemas sedemikian rupa. Proyek itu pun akhirnya tumbang, dan tim proyek meninggalkan negara dan membawa kabur dana investor.

Bisa disimpulkan bahwa ICO adalah proses yang agak berbahaya untuk urusan mempercayakan dana ke startup crypto. Untuk mengatasi masalah ini, harus ada proses penggalangan dana baru harus ditawarkan.

Apa itu IEO?

IEO muncul sebagai jawabannya. IEO adalah singkatan dari "Initial Exchange Offering" dan, seperti yang mungkin kamu ketahui dari namanya, IEO merujuk pada bursa crypto. Di konsep IEO, platform bursa diperlukan untuk mengatur prosedur penggalangan dana, dan sistem ini mempersulit penipu dan orang jahat untuk mencari mangsa.

IDO vs ICO: Penawaran Bursa Awal.

Sama seperti IDO vs ICO, IEO adalah bentuk penggalangan dana. 'Bursa' di sini mengacu pada bursa crypto. Bursa crypto memainkan peran perantara antara dua pihak yang berpartisipasi; tim pengembangan proyek (yang membutuhkan uang) dan investor (yang punya uang).

IEO mulai mendapatkan popularitas di kuartal pertama tahun 2019.

Intinya, IEO sangat mirip dengan ICO, bedanya IEO melibatkan platform yang disediakan oleh pihak ketiga yang tidak memihak dan langkah-langkah keamanan, sehingga membuat keseluruhan transaksi dapat dipercaya dan transparan. Sejauh ini, IEO dianggap lebih menarik bagi investor karena proses investasinya diterapkan secara lebih berhati-hati.

Mari kita lihat beberapa contoh penting dari IEO yang sukses.

IDO vs ICO: IEO BitTorrent lewat Binance Launchpad.

Di tahun 2019, BitTorrent mengumpulkan US$7,2 juta dalam waktu kurang dari 15 menit. IEO diatur dan berlangsung di Binance Launchpad, yaitu platform yang disediakan oleh Binance. Nah, Binance sendiri adalah bursa crypto yang dipilih untuk penerapan IEO.

Contoh lain adalah IEO Huobi Prime untuk Top Network. Huobi menghasilkan US$ 8,3 juta hanya dalam waktu 19 detik! Seperti yang bisa kamu ketahui dari nama kegiatannya, IEO diadakan di bursa crypto Huobi.

IDO vs ICO: IEO Huobi Prime untuk TOP Network.

Tapi, ada masalah baru muncul. Di kasus tertentu, tidak semua orang dapat berpartisipasi dalam akuisisi token. Kebanyakan bursa mulai membatasi siapa yang dapat berpartisipasi dalam IEO, misalnya, dengan menerapkan berbagai persyaratan. Persyaratannya mulai dari meminta pengguna untuk memiliki akun di bursa tertentu, memegang token asli bursa, atau memenuhi persyaratan volume trading. Hal yang sama berlaku untuk proyek lain yang mungkin ingin menyelenggarakan IEO di bursa tertentu.

Sekali lagi, dunia model penggalangan dana membutuhkan sesuatu yang baru.

Apa itu IDO?

Jawaban untuk kebaruan itu adalah IDO. "IDO" adalah "Penawaran DEX Awal", di mana "DEX" berarti "Bursa Terdesentralisasi". Jika kamu ingin menyegarkan kembali pengetahuan kamu tentang apa itu DEX, dan mengetahui perbedaannya dari bursa terpusat, pastikan untuk membaca postingan yang khusus membahas topik ini, ya!

IDO vs ICO: Penawaran DEX Awal.

Perdebatan IDO vs ICO di crypto, seperti halnya IDO vs IEO, terus berlanjut. Satu hal yang pasti, semuanya adalah mekanisme penggalangan dana untuk startup crypto. Perbedaannya terletak pada prosesnya yang tidak terjadi pada bursa terpusat, tapi… di bursa terdesentralisasi.

Persaingan IDO vs ICO vs IEO adalah hal yang nyata karena ketiganya adalah cara yang memungkinkan para pemula untuk meningkatkan modal dengan menjual token kepada investor. Di IDO, seluruh proses berlangsung di DEX, dan metode ini menjawab permasalahan yang muncul dengan ICO dan IEO - yaitu, kurangnya persyaratan transparansi, keamanan atau partisipasi.

IDO mendesentralisasikan seluruh proses penggalangan dana. Dompet crypto dan koneksi internet adalah syarat utama untuk berkontribusi dalam kampanye penggalangan dana.

Di prosesnya, proyek crypto dapat memasarkan produknya ke seluruh masyarakat, bukan ke investor yang terakreditasi. Kamu dapat memahami proses ini sebagai versi DeFi 'GoFundMe' karena pada intinya, IDO Akan bekerja dengan cara yang sangat mirip.

Selain itu, IDO mengizinkan proyek crypto untuk bereksperimen dan mengecek permintaan pasar untuk token yang baru diterbitkan. Token tersebut tidak terdaftar di bursa terpusat pada saat IDO berlangsung, sehingga investor yang benar-benar antusias dapat mulai men-tradingnya di DEX sebelum terdaftar di platform terpusat.

IDO vs ICO: Balancer dan Uniswap IDO.

Berikut adalah beberapa contoh penerapan IDO kehidupan nyata. Di Agustus 2020, Ocean Protocol, sebuah protokol bursa data, mengumpulkan US$1,8 juta di Balancer. Atau, pada Oktober 2020, Polkastarter, sebuah protokol terdesentralisasi berhasil mengumpulkan US$775K di Uniswap.

Rangkuman

Nah, kita telah membahas debat IDO vs ICO vs IEO, tiga model penggalangan dana DeFi yang paling populer. Tak satu pun dari ketiganya bisa dianggap paling sempurna, namun berkat proses penggalangan dana inilah kita bisa memahami crypto dengan lebih baik lagi. Setiap entitas crypto yang popular memiliki permulaannya. Dan, apa pun perusahaan DeFi, dApp, atau produk yang kamu temui, semua kemunculannya bisa dipastikan berkaitan dengan ICO, IEO, atau IDO.