Apa itu Serangan Denial-of-Service (DoS)?
Ayo cari tahu arti Serangan Denial-of-Service (DoS)?, definisi dalam crypto, apa itu Serangan Denial-of-Service (DoS), dan semua fakta detailnya.
Serangan denial-of-service terjadi ketika komputer atau layanan jaringan untuk sementara tidak dapat diakses oleh penggunanya. Serangan ini banyak digunakan oleh peretas untuk mengganggu pemrosesan reguler sistem dan layanan komputer.
Tindakan tersebut dilakukan dengan membebani host atau jaringan yang ditargetkan dengan data hingga terjadi crash. Situasi ini mungkin berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa bulan dan bisa sangat memakan waktu dan uang.
Serangan denial-of-service bisa bervariasi tergantung pada bisnis dan jenisnya:
- Serangan volumetrik terjadi dengan cara menyerap seluruh kapasitas bandwidth jaringan dan membebaninya dengan permintaan gema.
- Serangan fragmentasi mencari cara untuk menyusup ke dalam kemampuan reassembling bawaan jaringan target.
- Serangan syn flooding tidak berbeda jauh dari serangan volumetrik. Di sini, penyerang dengan cepat membuat tautan ke server tanpa menyelesaikannya.
- Serangan bertahap berfokus pada perusakan jaringan target secara permanen dengan mengirimkan permintaan pembaruan palsu dan menambahkan malware ke seluruh jaringan.
- Serangan lapisan aplikasi dilakukan dengan membombardir korban dengan pertanyaan dan menargetkan kesalahan pemrograman yang belum ditemukan di aplikasi atau jaringan.
- Serangan denial-of-service terdistribusi adalah jenis serangan yang paling umum, yang dikategorikan sebagai serangan malware. Peretas mendistribusikan malware ke jaringan perangkat yang terhubung dan mulai memborbardir permintaan untuk membanjiri jaringan.
Pada saat aplikasi teknologi blockchain muncul, DoS jenis baru, serangan denial-of-service blockchain (BDoS) muncul. Jenis serangan ini ditujukan untuk blockchain yang berfungsi di bawah algoritma konsensus proof-of-work.
Serangan ini beroperasi dengan menargetkan sistem hadiah untuk miner. Algoritme konsensus PoW bergantung pada miner untuk memvalidasi blok baru secara manual. Jika serangan terjadi, miner tidak akan mendapatkan hadiahnya, dan proses validasi blok akan terganggu.
Meski begitu, jauh lebih rumit untuk melakukan serangan DoS di jaringan yang terdesentralisasi.
Biasanya, serangan DoS bergantung pada karakteristik terpusat dari jaringan tradisional, tetapi pendekatan ini tidak bekerja dengan jaringan berbasis blockchain. Peretas akan mengirimkan bukti penipuan ke blockchain yang mengklaim bahwa mereka memiliki petunjuk mining dengan tujuan untuk mengganggu aktivitas mining.
Proses ini menghambat miner lain untuk melakukan operasi yang diperlukan untuk validasi transaksi, yang pada dasarnya memperlambat kekuatan pemrosesan blockchain secara signifikan. Meski begitu, serangan BDoS sangat jarang dan tidak berhasil sejauh ini.
Sayangnya, ketika bursa mata uang kripto menjadi lebih populer, bursa ini menjadi sasaran serangan DDoS yang semakin banyak. Sejak tahun 2020, banyak serangan DDos telah dilakukan ke beberapa bursa mata uang kripto yang paling menonjol.
Hal ini menyebabkan layanan bursa tidak dapat dijangkau untuk waktu yang lama.