🎁 Exclusive offer: Get EXTRA Bits and Celebrate Bybit's 6th Birthday With $2.2M Prize Pool. Act now!
Istilah Crypto:  Huruf D
Agt 24, 2023 |
diperbarui: Apr 30, 2024

Apa itu Death Cross?

Death Cross Pengertian:
Death Cross - sinyal trading teknis bearish yang menunjukkan adanya kemungkinan aksi jual yang besar-besaran.
sedang
2 menit

Ayo cari tahu arti Death Cross, definisi dalam crypto, apa itu Death Cross, dan semua fakta detailnya.

Death cross ditampilkan pada grafik ketika rata-rata pergerakan jangka pendek saham melintas di bawah rata-rata pergerakan jangka panjangnya.

Moving average 50 hari dan moving average 200 hari adalah moving average yang paling sering digunakan oleh day trader. Agar death cross bisa muncul di grafik trading, moving average yang lebih lambat harus melewati moving average yang lebih cepat dari bawah.

Death cross sering terbentuk saat harga turun, namun ini bukan indikator yang jelas bahwa pasar bull sudah rampung. Ada juga skenario di mana death cross muncul, tetapi harga hanya berubah sedikit, kemudian rebound, lalu mengacak-acak titik tertinggi sepanjang masa (all-time high) sebelumnya.

Ini adalah salah satu alasan utama mengapa para ahli keuangan memiliki pendapat yang berbeda tentang cara membuat moving average untuk mengidentifikasi death cross. Beberapa ahli menggunakan moving average 200 hari dan 50 hari yang populer, sementara ahli yang lain melihat persilangan moving average 100 hari di atas moving average 30 hari sebagai sinyal solid dari death cross dan kemungkinan dimulainya tren bearish.

Penting juga untuk membedakan fase utama dari death cross agar dapat menentukan kapan saat terbaik untuk keluar dari pasar sebelum tren bearish dimulai.

Tiga fase penting dari death cross dimulai dengan pergerakan harga aset bergerak ke konsolidasi atau harga aset menurun dengan cepat setelah melanjutkan tren naik untuk jangka waktu yang lama. Periode stabilisasi seringkali merupakan indikasi bahwa tren naik saat ini kehilangan daya tarik dan pembalikan tren akan segera terjadi.

Selama fase ini, moving average 50 hari tetap di atas moving average 200 hari.

Fase kedua dimulai dengan menandai saat yang tepat ketika moving average 50 hari turun dan melintasi moving average 200 hari. Pola ini mengembangkan death cross dan dapat disebut sebagai tren bearish dari suatu aset.

Tahap terakhir adalah penurunan harga aset, di mana aksi harga turun dan tren turun sudah mulai terbentuk. Biasanya, harga tetap berada di bawah moving average 50 hari setelah periode ini.

Death cross sudah lama dianggap sebagai ramalan yang baik dari beberapa bear market yang paling membawa bencana dalam sejarah. Tepatnya, pada tahun 1929, 1938, 1972, dan 2008. Investor yang keluar dari pasar saham pada awal bear market ini menghindari kerugian besar hingga 90% pada tahun 1930-an.

Menggunakan death cross sebagai satu-satunya pilihan tidak selalu merupakan ide yang bijaksana. Oleh karena itu, profesional keuangan merekomendasikan untuk menggunakan sejumlah indikator teknis untuk mempelajari perilaku harga dan volume dari berbagai sudut pandang sebelum memutuskan apakah akan membeli atau menjual mata uang kripto, aset, atau saham.