🎁 Exclusive offer: Get EXTRA Bits and Celebrate Bybit's 6th Birthday With $2.2M Prize Pool. Act now!
Istilah Crypto:  Huruf B
Agt 24, 2023 |
diperbarui: Apr 29, 2024

Apa itu Bollinger Band?

Bollinger Band Pengertian:
Bollinger Band - alat yang dirancang khusus untuk membantu mendeteksi pola di dalam sistem penetapan harga.
sulit
3 menit

Ayo cari tahu arti Bollinger Band, definisi dalam crypto, apa itu Bollinger Band, dan semua fakta detailnya.

Bollinger Band adalah perangkat pemeriksaan mekanis yang terdiri dari pola grafik. Perangkat ini tidak hanya menampilkan dua standar deviasi selain dari rata-rata pergerakan dasar dari harga sekuritas, tetapi juga standar deviasi yang dapat diubah sesuai kebutuhan pengguna. Alat ini dinamai berdasarkan nama penemunya, John Bollinger.

Bollinger Band adalah isyarat visual yang digunakan untuk memperkirakan ketidakpastian suatu aset yang diplot. Karena variabilitas kelas aset yang ekstrim, metode trading yang paling sering digunakan, yaitu breakout trade berlaku untuk sistem mata uang kripto.

Dengan melihat grafik harian BTC/USD yang ditrading di Coinbase, kamu dapat melihat bahwa Bollinger Band juga diterapkan di sistem tersebut. Secara spesifik, Bollinger Band memiliki tiga garis: upper, lower, dan average band.

Grafik yang menggunakan Bollinger Band menggambarkan bahwa ketika harga lebih dekat ke upper band, pasar lebih overbought, dan ketika lebih dekat ke lower band, pasar lebih oversold, seperti yang banyak diasumsikan oleh trader.

Penting untuk dicatat bahwa John Bollinger telah menetapkan 22 aturan yang harus diikuti saat menggunakan band sebagai sistem trading.

Rumus Bollinger Band:

Band Tengah = MA[Harga Sumber, n]

Upper Band = MA[Harga Sumber, n] + (m*n periode standar deviasi)

Lower Band = MA[Harga Sumber, n] - (m*n periode standar deviasi)

Dimana harga sumber bisa upper (BOLU), lower (BOLD) dan lain-lain (dipilih oleh pengguna)

n = jumlah hari periode smoothing (dipilih oleh pengguna)

m = jumlah simpangan baku (dipilih oleh pengguna)

Trader dapat mengembangkan beberapa metode dengan menggunakan Bollinger Band:

Trading Breakout

Trader dapat menggunakan Bollinger Band untuk trading breakout dengan mengeksekusi trading ke arah harga yang menembus band. Jika harga menembus batas atas, trader harus memasuki posisi long. Jika harga menembus lower band, trader harus memasuki posisi short.

Sekitar 90% dari aksi harga terjadi di antara dua band, dan setiap breakout yang terjadi di upper atau lower band adalah peristiwa besar.

Menggunakan Bollinger Band untuk trading breakout pada Bitcoin atau mata uang kripto lainnya lebih disukai daripada transaksi pengembalian rata-rata (mean reversion transaction) karena mata uang kripto sangat tidak dapat diprediksi dan cenderung menjadi tren untuk jangka waktu yang lebih lama. Penting untuk melakukan penelitian terlebih dahulu.

Untuk menerapkan metode tersebut, trader dapat memulainya dengan menunggu harga menyentuh lower band dan mengambil posisi long saat hal tersebut terjadi. Kemudian, trader dapat menetapkan trailing stop dengan MA 20 sebagai harga stop. Setiap MA berubah, trader memindahkan stop. Langkah terakhir, trader cukup mengabaikan trading ketika harga kembali mendekati MA 20.

Reversi Rata-rata

Trader juga dapat menggunakan Bollinger Band sambil menunggu pasar mencapai lower atau upper band sebelum bertindak. Ketika harga di-trading di dekat band, peluang pasar menjadi overbought atau oversold akan meningkat.

Akibatnya, trader reversi rata-rata akan memasuki posisi short saat harga mencapai upper band, dan posisi long saat harga menyentuh lower band.

Namun, metode ini tidak cocok dengan Bitcoin atau pasar mata uang kripto serupa lainnya.

Bollinger Band bukanlah sistem trading jaringan. Bollinger Band merupakan indikator yang dibuat untuk menawarkan data ke para trader tentang perubahan harga. John Bollinger menyarankan trader untuk menggabungkan Bollinger Band dengan dua atau tiga penanda yang tidak berkorelasi, berdasarkan jenis data yang berbeda.