Apa itu Minting?
Free Airdrop Season 7 is LIVE! Answer fun questions or do simple tasks to earn rewards from the $30K BitDegree prize pool. Participate Now ! 🔥
Ayo cari tahu arti Minting, definisi dalam kripto, apa itu Minting, dan semua fakta detailnya.
Minting adalah metode terdesentralisasi untuk menghasilkan koin atau token kripto baru tanpa campur tangan otoritas pusat seperti bank. Pengguna bisa mencetak berbagai token, termasuk stablecoin dan token non-fungible.
Koin kripto baru biasanya dihasilkan dengan menggunakan algoritme konsensus. Dua algoritma konsensus terpopuler yang digunakan untuk membuat koin crypto baru adalah Proof-of-Work (PoW), yang mengharuskan pengguna menambang koin, dan Proof-of-Stake (PoS), yang melibatkan aset staking.
Kedua algoritma konsensus tersebut bertujuan untuk membuat koin kripto baru. Secara spesifik, kita bisa menggunakan istilah "minting" ketika mengacu pada kegiatan staking dan "mining" untuk membahas tentang mekanisme konsensus PoW. Pada dasarnya, minting dan mining adalah metode untuk membuat blok baru dan menambahkannya ke jaringan blockchain.
Proof-of-Work
Mekanisme konsensus Proof-of-Work (PoW) digunakan untuk menambang kripto. Proses mining melibatkan node jaringan untuk menemukan, menyimpan, dan memvalidasi data transaksi kripto di ledger terdistribusi publik yang dikenal dengan blockchain.
Bitcoin (BTC), yaitu kripto terbesar di dunia, ditambang menggunakan mekanisme konsensus Proof-of-Work.
Miner menggunakan peralatan khusus, termasuk prosesor bertenaga tinggi untuk memecahkan hash – persoalan matematika yang diaplikasikan untuk membuka kunci blok baru. Untuk setiap blok yang berhasil diselesaikan, miner diberi imbalan dalam bentuk mata uang kripto dan menambahkan koin baru ke sirkulasi.
Proof-of-Stake
Algoritma konsensus Proof-of-Stake melibatkan aktivitas staking. Pengguna menaruh sejumlah dana untuk men-staking kripto yang sudah ada sebelumnya. Aset ini dikenal sebagai stake mereka.
Stakeholder bisa dipilih secara acak untuk memverifikasi transaksi blockchain dan menerima hadiah di dalam biaya transaksi. Semakin banyak koin yang diajukan stakeholder, semakin besar kemungkinan mereka dapat terpilih sebagai validator.
Koin yang sudah diajukan sebagai stake tidak bisa dibelanjakan. Jika stakeholder melanggar aturan blockchain atau dengan sengaja mencatat data transaksi yang tidak akurat untuk menerima imbalan, mereka bisa kehilangan staking-nya. Stakeholder mengikuti strategi high-risk-high-reward dengan men-staking koin dalam jumlah besar untuk meningkatkan peluang keuntungan.
Meski minting bisa merujuk ke berbagai proses pembuatan koin atau token, minting paling sering digunakan untuk merujuk ke mata uang kripto baru yang dibuat lewat mekanisme Proof-of-Stake.
Token Non-Fungible
Token non-fungible adalah token standar ERC-721 yang dibangun di jaringan blockchain Ethereum. Proses minting NFT berbeda dengan minting mata uang kripto. Semua NFT baru akan ditambahkan ke blockchain Ethereum dan seringkali berisi file visual, seperti foto atau video, yang dilampirkan di dalamnya.
Pengguna yang ingin membuat NFT harus memiliki dompet crypto dengan Ethereum (ETH). Pengguna kemudian bisa mendaftarkan dompet mereka di pasar NFT seperti OpenSea atau Rarible. Untuk membuat NFT, mereka bisa mengunggah file yang ingin dilampirkan ke token dan membayar pembuatannya menggunakan ETH. NFT dicetak atau di-minting saat data transaksi sudah diverifikasi.