Apa itu Transaction Trigger?
Ayo cari tahu arti Transaction Trigger, definisi dalam crypto, apa itu Transaction Trigger, dan semua fakta detailnya.
Kita mulai pembahasan ini dengan mengingat fakta bahwa blockchain adalah ledger terdistribusi dan terdesentralisasi yang terdiri dari serangkaian blok data yang terpisah. Setiap blok tersebut berisi informasi tentang transaksi yang terjadi dalam jangka waktu tertentu, dan pengidentifikasi unik (hash) yang memungkinkan setiap blok untuk bisa dibedakan dari blok lain di dalam rantai blockchain.
Blockchain baru bisa dianggap valid saat blockchain tersebut berhasil diperbarui untuk menampilkan transaksi di ledger publik. Suatu transaksi harus disertifikasi oleh sejumlah peserta jaringan yang dikenal sebagai miner atau validator, dan proses ini tergantung dari ketentuan rantainya.
Berdasarkan hal itu, transaction trigger bisa diatur untuk mengelompokkan berbagai transaksi dan mengeksekusinya ketika kondisi tertentu sudah terpenuhi. Ketentuan ini memberikan jaminan ke pengguna dengan berbagai cara. Misalnya, pengguna dapat membuat stop-loss order untuk membatalkan posisi mereka di platform terdesentralisasi ketika harga aset yang mereka pinjam turun di bawah batas tertentu. Dengan cara ini, mereka dapat mengurangi kerugian dan mengelola risiko yang ada.
Crypto adalah aset yang bersifat volatil dengan pergerakan harga yang terlalu cepat, dan konsep transaction trigger sangatlah berguna, terutama selama bear market. Selain itu, transaction trigger menghilangkan kebutuhan untuk pemantauan konstan yang cenderung tidak praktis dan memakan banyak waktu.
Pengguna juga dapat mengatur transaction trigger di bull market. Misalnya, limit order pada bursa terdesentralisasi dapat digunakan untuk menghasilkan keuntungan ketika harga mata uang kripto naik ke level yang sudah ditentukan.