Apa itu Pencucian Mata Uang Kripto?
Ayo cari tahu arti Pencucian Uang Kripto, definisi dalam crypto, apa itu Pencucian Mata Uang Kripto, dan semua fakta detailnya.
Pencucian uang adalah kejahatan keuangan yang didefinisikan sebagai proses mengambil sejumlah besar uang yang diperoleh secara ilegal, seringkali lewat obat-obatan atau perdagangan manusia, dan pihak yang terlibat berusaha membuatnya seolah-olah itu berasal dari sumber yang resmi.
Kejahatan pencucian uang crypto dilakukan dengan maksud yang sama. Selama prosesnya, penjahat menyelunduppkan uang fiat dan mengubahnya menjadi crypto. Mereka memanipulasi transfer crypto melalui beberapa jalur untuk menyembunyikan jejak dan berusaha membuat asal-usulnya tampak resmi.
Crypto sering menjadi subjek potensi kejahatan pencucian uang, sebagian besar karena sifat operasi keuangan blockchain yang bersifat terdesentralisasi dan anonimitas yang sering dikaitkan dengan crypto. Lembaga pemerintah dan keuangan mempertimbangkan volatilitas pasar kripto ketika membahas kemungkinan ancaman pencucian uang.
Transaksi Bitcoin sebenarnya dapat dilacak melalui blockchain dan akan selalu berkaitan dengan alamat dompet crypto tertentu.
Pada tahun 2021, kelompok peretas DarkSide berusaha menebus sistem pipa minyak Amerika Colonial Pipeline. FBI melacak transaksi di blockchain ke dompet yang berisi 63 Bitcoin (BTC) dan mengekstrak koin dengan kunci pribadi dompet. Kasus ini menekankan keterlacakan operasi keuangan di blockchain.
Pencucian Uang lewat Bitcoin
Di awal kemunculan mata uang digital berbasis blockchain, Bitcoin digunakan dengan tujuan kriminal, termasuk pencucian uang oleh beberapa pihak jahat. Salah satu kasus yang paling menonjol adalah Silk Road, pasar darknet yang digunakan untuk membeli barang-barang ilegal, yang sebagian besar adalah obat-obatan.
Saat platform ini ditutup, pemerintah AS menyita lebih dari US$1 miliar Bitcoin dari jaringan Silk Road pada tahun 2020. Operasi itu digambarkan sebagai “penyitaan crypto terbesar dalam sejarah”.
Kasus pencucian uang kripto menyebabkan banyak negara menetapkan undang-undang anti pencucian uang (AML) yang ditujukan untuk mata uang kripto. Langkah-langkah kepatuhan wajib, seperti Know Your Customer (KYC), telah diterapkan untuk mempromosikan transparansi dan mencegah operasi terlarang.
Peraturan semacam itu diterapkan di platform bursa crypto, karena ruang virtual ini adalah area utama untuk membeli crypto. Data yang disediakan oleh platform bursa crypto seperti Coinbase dapat melacak transaksi yang mencurigakan.
Terdapat upaya kriminal untuk memanfaatkan Bitcoin sebagai cara menyembunyikan jejak uang haram dengan memanipulasi dana. Setelah mengonversi uang fiat menjadi kripto, oknum akan menukar kripto beberapa kali. Proses swapping dan exchanging ini dimaksudkan untuk membuat dana lebih sulit dikenali dan dilacak di rantai blockchain.
Di akhir prosedur, dana kripto akan di-trading kembali ke mata uang fiat. Uang itu kemudian akan muncul sebagai dana legal yang diperoleh melalui aktivitas trading crypto.
Menurut PBB, sekitar US$1,3 triliun uang dicuci setiap tahun. Jumlah ini menyumbang sekitar 3% dari produk domestik bruto (PDB) global. Mungkin sulit untuk melacak dan menetapkan bagian dari pencucian uang global yang terdiri dari kejahatan berbasis crypto. Tapi, jumlah tersebut dianggap sebagai jumlah yang sangat kecil jika dibandingkan dengan sektor lain.
Koin Privasi
Pada Februari 2022, ada sekitar 10.000 crypto di dunia. Mengingat jumlah ini, beberapa crypto mungkin lebih mudah digunakan untuk pencucian uang dibanding crypto lain. Crypto baru sudah banyak dikembangkan agar lebih tahan terhadap pelacakan dan lebih mudah digunakan dalam kegiatan kriminal.
Sekitar 90% dari pencucian uang dan perilaku kriminal terlarang lainnya di darknet dilakukan dengan memanipulasi aset di antara banyak alamat Bitcoin, dan menjadikannya pilihan paling menonjol untuk kejahatan dunia maya.
Untuk mengatasi keterlacakan Bitcoin, koin privasi dikembangkan. Koin privasi adalah aset crypto yang bertujuan untuk memberikan tingkat anonimitas, keamanan, dan privasi yang lebih tinggi. Koin jenis ini jauh lebih sulit untuk diatur. Monero, Zcash, dan Grin adalah salah satu koin privasi paling populer.
Monero
Monero digambarkan sebagai crypto yang aman, privat, dan tidak dapat dilacak. Fitur menonjolnya adalah anonimitas yang diberikan ke pengguna. Maksdunya, pengamat tidak dapat menguraikan alamat Monero dan informasi yang dikandungnya, seperti jumlah transaksi, saldo, atau riwayat.
Monero dianggap sebagai salah satu contoh koin privasi yang paling terkenal. Monero terdaftar untuk di-trading di sebagian besar platform bursa crypto utama. Monero memiliki komunitas pengembang terbesar ketiga di dunia crypto, hanya tertinggal di belakang Bitcoin dan Ethereum.
Zcash
Zcash adalah crypto berdasarkan basis kode Bitcoin. Zcash menyediakan platform yang tidak dapat diaudit untuk transaksi pribadi menggunakan verifikasi zero-knowledge proof (ZKP). Berkat ZKP, tidak ada informasi tentang pihak bursa atau jumlah transaksi yang dapat diungkapkan.
Sama seperti Bitcoin, Zcash memiliki total pasokan tetap, yaitu dibatasi sebanyak 21 juta unit. Tidak seperti beberapa koin privasi lainnya, Zcash menawarkan pengungkapan selektif, yang memungkinkan pengguna untuk membuktikan pembayaran untuk tujuan audit dan mematuhi peraturan anti pencucian uang atau pajak.
Grin
Grin menawarkan jaringan sumber terbuka dengan berbagai alat privasi yang dapat digunakan untuk menghapus semua data transaksi masa lalu dari blockchain tanpa mengorbankan keamanan jaringan.
Protokol Mimblewimble Grin membantu membuat blok yang lebih ringkas dan memastikan bahwa blockchain hanya berisi informasi penting, sehingga mengurangi jumlah sumber daya komputasi yang diperlukan. Blockchain Minblewimble tidak mengandung alamat yang dapat diidentifikasi atau digunakan kembali, dan data transaksi hanya dapat dilihat oleh pesertanya saja.
Regulasi Crypto
Bitcoin didirikan pada tahun 2009, dan pada saat itu belum ada peraturan crypto terpadu secara global. Saat ini, banyak negara sedang mengerjakan undang-undang dan peraturan, serta mengembangkan sistem klasifikasi baru untuk crypto.
Fokus dari kebanyakan regulasi tersebut adalah perpajakan aset yang berasal dari trading Bitcoin atau aset kripto lainnya. Karena desentralisasi mata uang digital, crypto sering menjadi bahan kritik dalam percakapan tentang penghindaran pajak.
Dengan semakin populernya mata uang kripto, entitas perpajakan seperti IRS dan SEC sedang berupaya untuk menetapkan peraturan pajak baru untuk aset kripto dan gaji dalam mata uang kripto.
Ada juga peraturan untuk mining dan trading crypto dalam lingkup kerja, mengingat kepentingan langsungnya di pasar crypto. Perusahaan yang memilih untuk menambahkan Bitcoin atau crypto lainnya ke neraca dagang mereka harus tunduk pada regulasi tersebut.
Platform bursa crypto juga dipertimbangkan untuk diaplikasikannya peraturan baru. Bursa ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap penghindaran pajak dan pelanggaran keuangan.
Bursa Crypto Terpusat yang Diatur
Platform bursa crypto terpusat (CEX) memiliki regulasi. CEX mematuhi undang-undang crypto dalam yurisdiksi terkait dan menyetujui pengawasan peraturan formal. Ketersediaan bursa kripto terpusat dapat bervariasi secara regional, tergantung pada hukum dan kepatuhan setempat.
Beberapa bursa teregulasi yang telah disetujui oleh SEC di AS adalah Binance.US, Coinbase, Gemini, dan Kraken. Bursa crypto yang diatur cenderung memiliki reputasi yang lebih tinggi di antara anggota parlemen dan menerima bagian yang lebih besar dari pangsa pasar di AS.
Platform bursa terpusat umumnya memiliki peraturan yang harus mereka ikuti yang ditetapkan oleh pemerintah nasional. Sebagai cara untuk membantu mencegah aktivitas keuangan ilegal, bursa kripto terpusat harus mematuhi peraturan anti pencucian uang dan Know Your Customer (KYC).
Bursa Crypto Tidak Diatur dan Terdesentralisasi
Beberapa platform bursa crypto tidak mengharuskan penggunanya untuk mengikuti peraturan seperti kebijakan KYC. Tapi, platform ini mungkin masih diharuskan untuk mematuhi beberapa peraturan pemerintah. Bybit, Nominex, dan Binance.com (beda dengan Binance.US) tidak mengharuskan penggunanya untuk mengirimkan informasi untuk pemeriksaan KYC.
Platform bursa mata uang kripto (DEX) terdesentralisasi tidak diatur dan tidak memiliki entitas terpusat tunggal yang dapat dimintai pertanggungjawaban tentang kegiatan terlarang. Tapi, informasi transaksi pada platform ini masih dapat diamati.